Selasa 07 Jun 2016 07:16 WIB

Kisah Tentang Kegigihan Mahasiswa IPB

Kampus IPB
Kampus IPB

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Institut Pertanian Bogor (IPB) dari dulu terkenal sebagai kampus rakyat. Kebanyakan mahasiswa yang kuliah di IPB, apalagi yang melalui jalur undangan (kini disebut Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) umumnya berasal dari keluarga miskin.

 

Mereka  berasal dari  seluruh daerah di Indonesia, hingga peloksok-peloksok desa. Jangan heran kalau di suatu kecamatan, hanya ada satu pemuda yang kuliah, dan dia itu adalah mahasiswa IPB.

Kisah tentang para mahasiswa IPB yang kesulitan keuangan atau datang ke Bogor dengan modal nekad bukan hal baru. Dan hal itu pun masih terjadi hingga saat ini, tahun 2016 yang merupakan Angkatan ke-53.

Sebanyak 430  calon mahasiswa baru (camaba) IPB Angkatan 53 terancam gugur akibat terkendala biaya. Mereka belum membayar biaya Uang Kuliah Tunggal (UKT). Pihak IPB telah memperpanjang batas akhir pembayaran UKT tersebut dari tanggal  2 Juni 2016 menjadi Rabu, 8 Juni 2016.

Hal tersebut sebagai dampak kuota Bidikmisi IPB yang tahun ini turun drastis dari total 800 orang tahun lalu menjadi hanya 270 orang untuk jalur SNMPTN tahun ini. Sementara itu pelamar  Bidikmisi di jalur SNMPTN tahun ini mencapai 700 orang, sehingga ada 430 orang yang tidak memperoleh Bidikmisi tersebut.

Bidikmisi adalah bantuan biaya pendidikan yang diberikan oleh pemerintah kepada mahasiswa yang kurang beruntung dari sisi ekonomi, tetapi memiliki potensi. Meskipun demikian, umumnya penerima Bidikmisi adalah mereka yang pada waktu SMTA-nya merupakan siswa yang pintar dan berprestasi.

Menurut Kepala Biro Hukum, Promosi dan Humas IPB  Yatri Indah Kusumastuti, para pelamar Bidikmisi itu  umumnya anak-anak yang sangat pintar, banyak di antaranya yang juara umum. “Namun umumnya mereka secara ekonomi sangat lemah,” kata Yatri pekan lalu.

Yatri menambahkan, banyak di antara mereka   yang merupakan anak yatim piatu. Banyak  pula yang selama bersekolah di SMA tinggal di rumah gurunya, karena orang tua mereka tidak mampu.

 

Mereka berangkat ke Bogor pun atas biaya dari guru-gurunya. Di Bogor, mereka ditampung oleh kakak-kakak kelasnya di organisasi mahasiswa daerah (OMD).

Yatri menabamhkan, sebenarnya banyak juga di antara camaba Angkatan 53 yang tidak melamar Bidikmisi, tapi sangat layak dibantu. “Mereka benar-benar  gigih berusaha untuk bisa masuk IPB dengan cara  pinjam sana-sini, pakai uang tabungan yang tidak seberapa dan lain-lain,” kata Yatri.

Yatri melanjutkan, ketika para camaba tersebut  ditanya , "Nanti  kamu bagaimana  untuk biaya hidup di Bogor?" , jawabannya sungguh mengharukan.  "Kan kabarnya di IPB banyak tawaran beasiswa ya Bu? Saya akan lebih giat belajar agar nilai saya bagus sehingga bisa mendapatkan beasiswa yang lebih baik, Bu.  Dan saya juga  bisa bekerja, kasih les murid SMP dan lain-lain.”

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement