REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pendidikan berkualitas perlu didukung oleh dana pendidikan yang memadai. Hal tersebut disadari oleh Institut Pertanian Bogor (IPB) sebagai perguruan tinggi yang memiliki julukan kampus rakyat.
Direktur Kemahasiswaan IPB, Dr Ir Sugeng Santoso MAgr mengatakan sekitar 40 persen mahasiswa IPB berasal dari keluarga kurang mampu (penghasilan di bawah Rp 3 juta per bulan).
“Oleh karena itu, dalam menjalankan Tri Dharma-nya, IPB terus bekerja keras dengan bekerja sama dengan berbagai pihak dalam menghimpun beasiswa untuk mahasiswa dari kalangan ekonomi lemah maupun mahasiswa berprestasi,” kata Sugeng Santoso dalam rilis yang diterima Republika, Selasa (14/6) malam.
Sugeng menambahkan, setiap tahun IPB menyalurkan beasiswa dari berbagai sumber dan donatur. Dana bantuan beasiswa yang dihimpun dari kerja sama IPB senilai tak kurang dari Rp 100 miliar per tahun. “Oleh karenanya banyak beasiswa yang dapat diakses oleh mahasiswa,” ujarnya.
Sugeng menyebutkan, selama tahun 2015 IPB telah menyalurkan bantuan biaya pendidikan (beasiswa) kepada 9.591 orang (40 persen dari mahasiswa S1 dan Diploma), baik yang berupa bantuan biaya kuliah bagi mahasiswa yang berasal dari keluarga kurang mampu secara ekonomi maupun beasiswa prestasi.
Sugeng menjelaskan, pada tahun 2015, beasiswa yang dihimpun di IPB berasal dari 48 donatur yang berasal dari pemerintah, bank, badan/lembaga sosial, pengusaha, alumni dan anggaran Dana Masyarakat IPB. Untuk tahun 2016, donatur beasiswa tersebut kemungkinan akan bertambah.
Menurut Sugeng, beasiswa prestasi diberikan kepada mahasiswa sebagai reward/penghargaan atas prestasi akademik dan nonakademik. Beasiswa jenis ini bisa diajukan oleh mahasiswa mulai semester 3, atau setelah mereka memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK).
Tidak hanya pemberian beasiswa, Direktorat Kemahasiswaan IPB yang merupakan pengelola beasiswa IPB senantiasa menjalankan program pengembangan softskill bagi penerima beasiswa. “Kegiatan tersebut berupa Lomba KaryaTulis, Pelatihan Kepemimpinan, Pelatihan Public Speaking, Pelatihan Peningkatan Sikap dan Kepribadian, Pelatihan Kewirausahaan, Program Bakti Sosial dan Lingkungan, Pelatihan Pengembangan Karir dan lain-lain,” tutur Sugeng.
Sugeng menjelaskan, untuk terus menjalin hubungan baik dengan para donator, IPB selalu memberikan laporan secara lengkap dan menawarkan skema beasiswa baru. “Kegiatan ini biasanya dilaksanakan dalam Malam Apresiasi Donatur Beasiswa IPB. Sementara itu IPB terus berusaha mencari kerjasama baru dengan para donator beasiswa dari mitra-mitra IPB,” papar Sugeng.
Sehubungan dengan Bidikmisi, Sugeng sangat menyayangkan kebijakan baru memberikan alokasi 10 persen per perguruan tinggi. “Perubahan kebijakan ini sangat terasa bagi calon mahasiswa kami. Tidak pas bila menyamaratakan jatah sejumlah 10 persen dari setiap perguruan tinggi karena kondisi mahasiswa tiap perguruan tinggi tidak sama,” ujar Sugeng.
Banyak siswa SMA yang berprestasi tetapi tidak mampu secara ekonomi memilih belajar di IPB karena mereka tahu selama ini Bidikmisi di IPB relatif banyak. “Tahun lalu jumlahnya mencapai 868 orang, sementara tahun sebelumnya mencapai di atas 1.000,” papar Sugeng Santoso.