Selasa 13 May 2025 13:20 WIB

Pendidikan Ibadah Kurban

Ibadah kurban Idul Adha mendidik kita agar menjadi pribadi yang bersyukur.

Ilustrasi kurban, Idul Adha
Foto: Republika /mgrol101
Ilustrasi kurban, Idul Adha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ibadah kurban pada Idul Adha memiliki banyak keutamaan. Di antaranya adalah mengikis penyakit hati, yakni kikir.

Nabi Muhammad SAW pernah memberikan peringatan serius: “Siapa saja yang memiliki kelapangan rezeki, tetapi tidak berkurban, maka jangan sekali-kali mendekati masjid kami” (HR at-Thabrani).

Baca Juga

Jika dikaitkan dengan pendidikan, ibadah tahunan ini merupakan ibadah yang sarat edukasi nilai. Pertama, ibadah kurban mengajarkan tujuan pendidikan. Secara eksplisit, tujuan dari syariat ibadah kurban ini disebutkan dalam Alquran, yaitu membentuk pribadi yang bertauhid, taat, bersyukur, dan muhsin (QS al-Hajj [22]: 34-37).

Kedua, ibadah kurban mengingatkan pentingnya pelajaran sejarah. Apalagi, secara historis, ibadah kurban ini telah berlangsung lama, seusia peradaban umat manusia di dunia, yaitu ketika dua putera Nabi Adam AS, Qabil dan Habil, mempersembahkan kurban masing-masing.

Alquran mengisahkan, “Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): “Aku pasti membunuhmu!” Berkata Habil: “Sesungguhnya Allah hanya menerima (kurban) dari orang-orang yang bertakwa” (QS al-Maidah [5]: 27).

Ketiga, pendidikan dalam Islam hendaklah berbasis prinsip syura dan metodologi. Ketika Nabi Ibrahim berdialog menyampaikan mimpinya kepada Ismail, sekaligus meminta pendapatnya (QS ash-Shaffat [42]: 100-101), maka kisah ini menunjukkan pentingnya bermusyawarah dan cara mencapai tujuan dalam setiap dimensi kehidupan, termasuk dalam dunia pendidikan. Sehingga, perkara-perkara negatif seperti kesewenang-wenangan, egoisme, kesulitan, dan kerugian dapat dihindari.

Keempat, karakter dan sifat anak saleh. Syariat kurban merupakan ibadah yang sarat dengan spirit melahirkan pribadi berkarakter dan berakhlak mulia. Misalnya, mendidik sifat istiqamah, ikhlas, sabar, tawakal, tawadhu, dan ketaatan total dalam beragama.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

sumber : Hikmah Republika oleh Imron Baehaqi
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement