Sabtu 17 Feb 2018 11:37 WIB

Kemenristekdikti Fokus Revitalisasi Politeknik

Revitalisasi mulai dari kurikulum, penguatan kapasitas, dan kapabilitas dosen.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Ratna Puspita
Menteri Ristek dan Dikti Mohammad Nasir saat memyampaikan Orasi Ilmiah pada Milad Pertama Universitas Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta di Auditorium Gedumg B Kampus Terpadu Unisa, Senin (6/11).
Foto: Republika/Neni Ridarineni
Menteri Ristek dan Dikti Mohammad Nasir saat memyampaikan Orasi Ilmiah pada Milad Pertama Universitas Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta di Auditorium Gedumg B Kampus Terpadu Unisa, Senin (6/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir mengungkapkan, saat ini Kemenristekdikti tengah fokus merevitalisasi Politeknik di seluruh Indonesia. Revitalisasi dilakukan mulai dari kurikulum, penguatan kapasitas dan kapabilitas dosen hingga kompetensi mahasiswa.

"Kurikulum politeknik dirancang dengan skema 3-2-1, 3 semester di kampus, 2 semester di industri, 1 semester di kampus atau industri untuk menyelesaikan tugas akhir" kata Nasir melalui siaran pers kepada Republika, Sabtu (17/2).

Nasir menyebutkan, skema yang tengah dirancang tersebut bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi dan daya saing tinggi. Selain itu, untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas dosen politeknik, Kemenristekdikti juga telah menyiapkan Program Beasiswa Retooling Kompetensi Vokasi Dosen Pendidikan Tinggi Vokasi.

"Melalui program ini, Kemenristekdikti memberikan bantuan pembiayaan bagi dosen politeknik untuk mendapatkan sertifikasi kompetensi baik dalam maupun luar negeri," kata Nasir.

Nasir juga berpesan agar setiap mahasiswa lulusan politeknik dapat memiliki sertifikat kompetensi. Sebab di masa yang akan datang, dunia kerja tidak hanya akan melihat ijazah semata namun lebih mengutamakan kompetensi yang dimiliki seseorang.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement