REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Universitas Islam Bandung (Unisba) terus menggenjot publikasi ilmiah dosennya. Menurut Rektor Unisba, Edi Setiadi, Sejumlah strategi sudah dilakukannya. Salah satunya, meningkatkan anggaran untuk penelitian sebesar Rp 4,2 miliar.
"Saya rasa jumlah ini sepertinya paling besar di Indonesia," ujar Edi kepada wartawan, belum lama ini.
Edi mengatakan, ia akan menggenjot publikasi ilmiah dosennya. Pasalnya, publikasi ilmiah yang terindeks Scopus ini menjadi salah satu indikator pemeringkatan perguruan tinggi.
Perlu diketahui, baru-baru ini Kementerian Ristekdikti merilis pemeringkatan perguruan tinggi baik negeri (PTN) maupun swasta (PTS) dengan kategori publikasi jurnal ilmiah. Unisba menempati peringkat ke-47 di antara PTN dan PTS di Indonesia dan ranking ke-8 di antara PTS. Peringkat kedua hingga ketujuh diraih oleh PTS di luar Jawa Barat dan Banten.
"Jadi, untuk di Jawa Barat dan Banten, 10 besar hanya ditempati oleh Telkom University dan Unisba," kata Edi.
Saat ini, kata dia, pemeringkatan universitas diumumkan per kategori. Yakni, publikasi jurnal ilmiah, kegiatan kemahasiswaan, tata kelola, dan sumber daya manusia. Selama ini, Unisba lemah dalam publikasi jurnal ilmiah dan kegiatan kemahasiswaan. Sementara, untuk tata kelola dan SDM sudah bagus.
"Namun, tahun ini menjadi kejutan bagi kami, dengan naiknya nilai publikasi jurnal ilmiah, ranking Unisba menjadi naik," katanya.
Tahun lalu, kata dia, peringkat Unsiba ke-64. Untuk kalangan PTS, Unisba peringkat kedelapan. Hal inilah yang menjadi motivasi Unisba untuk terus menggenjot publikasi ilmiah.
Selain itu, kata dia, kegiatan seminar internal yang biasa dilakukan akan dialihkan untuk kegiatan seminar internasional di luar kampus yang terindeks Scopus. Hal ini diharapkan bisa berpengaruh terhadap performa universitas.