Sabtu 08 Sep 2018 09:25 WIB

Risma Beri Wejangan Mahasiswa Penerima Beasiswa

Dari ratusan orang yang daftar, ada sebanyak 81 pendaftar dinyatakan diterima.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Beasiswa
Foto: ist
Beasiswa

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kerjasama Triple Helix antara Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, perguruan tinggi, dan perusahaan yang diwujudkan dalam bentuk beasiswa pendidikan D3 Politeknik Universitas Surabaya (Ubaya), terus berjalan. Dari ratusan orang yang daftar, ada sebanyak 81 pendaftar dinyatakan diterima.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berpesan kepada mahasiswa penerima beasiswa Pemkot Surabaya itu untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut. Menurutnya, upaya tersebut juga dilakukan agar anak-anak yang kurang mampu bisa sejajar dengan anak-anak lainnya.

“Jadi, jangan sia-siakan program beasiswa Pemkot Surabaya ini. Sekarang anak yang kurang mampu bisa sejajar dengan anak-anak lainnya,” kata dia saat memberikan kuliah umum dalam rangkaian acara masa orientasi bersama (MOB) mahasiswa Politeknik Ubaya di Kampus II Ubaya Kalirungkut, Jumat (7/9).

Risma menjelaskan, ia akan terus berupaya mengantar anak-anak kurang mampu ini untuk melanjutkan ke pendidikan tinggi. Setelah lulus studi, penerima beasiswa ini akan langsung penempatan kerja ke perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam kerja sama triple helix.

“Dengan mengerahkan segala kemampuan, pasti semua diberi kesempatan. Tidak ada yang tidak mungkin asal kita semua mau berusaha. Seperti Kota Surabaya yang sudah sejajar dengan kota-kota lain di dunia,” ujar Risma.

Wali kota perempuan pertama di Kota Pahlawan itu juga meminta kepada penerima beasiswa untuk tidak memikirkan dari mana asal keluarganya. “Kalian harus bersyukur dari manapun asal kalian. Pokoknya jangan lelah untuk terus berusaha,” kata Risma.

Risma juga mengingatkan agar anak-anak tersebut tidak pernah sekalipun melupakan jasa orang tua. Karena apa yang mereka dapatkan saat ini tidak terlepas dari jasa-jasa mereka.

“Setelah lulus nanti kalian terikat dengan perusahaan tempat bekerja. Bekerjalah dengan baik, berilah yang terbaik dari diri kalian. Dengan begitu, Tuhan pasti tidak menutup mata atas usaha kalian,” kata Risma

Direktur Politeknik Ubaya Benny Lianto Effendy Sabema menyatakan, tahun ini pihaknya menerima sekitar 300 mahasiswa baru. 81 diantaranya merupakan mahasiwa penerima beasiswa Pemkot Surabaya.

“Kerja sama Triple Helix ini merupakan terobosan baru, karena melibatkan pemerintah, perguruan tinggi, dan perusahaan,” kata Benny.

Benny melqnjutkan, sebagai beasiswa plus, penerima beasiswa menyandang dua status sekaligus saat masih dalam proses perkuliahan. Yakni mahasiswa dan karyawan. Sebab, saat proses seleksi beberapa waktu lalu, mereka dites juga oleh perusahaan yang akan mempekerjakan mereka.

"Semangat belajar penerima beasiswa harus berbeda dengan mahasiswa pada umumnya. Mahasiswa lain itu perlu kuliah kemudian mencari kerja. Kalau penerima beasiswa ini dapat dua status, mahasiswa dan karyawan," ujar Benny.

Model perkuliahan, lanjut Benny, diajari oleh dosen Politeknik Ubaya dan pihak perusahaan. Saat magang, penerima beasiswa juga magang ke perusahaan tersebut. Sehingga, ketika lulus penerima beasiswa sudah matang untuk bekerja.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement