REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyatakan tak ada satu perguruan tinggi mana pun di Indonesia yang aman dari paham radikalisme. BNPT memandang semua kampus berpotensi disusupi paham radikalisme.
Kasubdit Kontra Propaganda BNPT Kolonel Pas Sujatmiko menyampaikan, paham radikalisme berupaya masuk ke berbagai sendi kehidupan di Nusantara. Tak terkecuali berusaha masuk ke dunia pendidikan.
"Sudah merambah di berbagai kampus, tidak ada satu kampus pun yang imun dengan pengaruh ini karena cepat dibawa pakai (identitas) agama," katanya seusai kegiatan diskusi di Jakarta pada Selasa, (28/5).
Dia mencontohkan, paham radikalisme di kampus biasanya menyusup dalam kelompok pergaulan atau kegiatan keagamaan mahasiswa. Metode penyebarannya dengan penetrasi paham Islam yang tak sesuai ajaran rahmatan lil ‘alamin.
"Mungkin waktu kuliah ada kelompok eksklusif, pengajian tengah malam dengan narasi jihad, khilafah, dan hijrah dengan penafsiran yang salah," ujarnya.
Dia menyebutkan, guna menangkal paham radikalisme di kampus, BNPT mengklasifikasikan dua upaya, yaitu terbuka dan tertutup. Untuk upaya terbuka, BNPT merangkul mahasiswa untuk mencintai NKRI. Caranya lewat seminar dan kajian dengan mendatangkan langsung pakar dari BNPT.
"Dan yang tidak kelihatan tidak bisa disampaikan pada publik. Intinya, kami kerja sama dengan yang cinta NKRI dan punya paham moderat," ucapnya.