REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir menargetkan pada 2022 Indonesia sudah bisa memproduksi mobil listrik. Saat ini, Kemenristekdikti menggandeng lima perguruan tinggi untuk bekerja sama membuat perlengkapan yang dibutuhkan dalam pembuatan mobil listrik.
Nasir mengatakan, jenis mobil yang akan diproduksi nantinya masih akan dibahas. Menurut dia, jenis mobil nantinya, apakah model angkutan umum harus mobil pribadi, harus disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat di Indonesia.
"Kita harapkan 2022 kita sudah ada mobil listrik yang diproduksi hasil karya Indonesia. Mudah-mudahan desainnya disesuaikan dengan kebutuhan Indonesia," kata Nasir saat menyambut rombongan mobil dan motor listrik dari Surabaya di Gedung BPPT, Jakarta Pusat, Selasa (3/9).
Lima perguruan tinggi yang terlibat dalam pembuatan mobil listrik dengan dana dari Kemenristekdikti dan LPDP adalah UI, ITB, UGM, UNS, dan ITS. Masing-masing perguruan tinggi, kata Nasir akan membuat bagian-bagian yang berbeda sehingga tidak muncul persaingan namun kolaborasi.
"Ini mereka punya peran masing-masing. Ada yang membuat baterainya, sistem kontrol, desain dan lain-lain. Ini harus terkait," kata Nasir.
Saat ini, kata dia, pihaknya sedang berkomunikasi dengan pihak investor agar mobil listrik nantinya bisa dikomersialisasi. Ia berharap, masyarakat Indonesia bisa menggunakan mobil buatan Indonesia berbasis listrik yang ramah lingkungan.
Sebanyak sepuluh kendaraan listrik yang terdiri dari tiga motor dan tujuh mobil melakukan rally dari Surabaya. Kendaraan listrik tersebut merupakan karya anak bangsa dari para mahasiswa ITS.
"Ini mobil batere setelah sekian km harus berhenti dicas. Jadi malam itu sambil istirahat dicas di tempat yang disediakan PLN dan sampai hari ini di Jakarta," kata Rektor ITS, Mochamad Ashari.
Ia menjelaskan, rute perjalanan dari Surabaya menuju Jakarta ditempuh melalui jalur selatan Pulau Jawa. Komponen-komponen hasil riset ITS diuji di lingkungan yang sebenarnya dan berhasil sampai ke Jakarta tanpa kendala besar.
"Selama perjalanan, tidak terdapat kerusakan mayor pada kendaraan. Dapat diselesaikan dengan baik oleh tim peneliti ITS," kata dia lagi.