Rabu 18 Sep 2019 11:18 WIB

Mahasiwa PKN STAN Diminta Punya Nasionalisme Tinggi

Kelemahan generasi milenial adalah tidak memahami secara utuh mengenai sejarah bangsa

Kampus STAN
Foto: stan.ac.id
Kampus STAN

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Generasi muda, terutama mahasiswa Politeknik Keuangan Negara (PKN) STAN akan menjadi orang yang mengawasi instansi pemerintah di bidang keuangan. Untuk itu  mahasiswa PKN STAN harus punya nasionalisme tinggi serta profesionalisme yang kuat, agar bisa membawa negara Indonesia semakin maju, mandiri, dan kuat dalam menghadapi serangan ideologi lain.

Tak hanya itu mahasiswa PKN STAN harus dapat menidentifikasi terhadap sesuatu hal yang menyimpang di lingkungan sekitarnya,  terutama terhadap penyebaran paham-paham radikal terorisme yang dapat menghancurkan persatuan negara dan bangsa Indonesia ini

“Kalian adalah orang-orang terpilih karena telah melalui proses seleksi ketat. Saya yakin kalian  memiliki daya analisis yang kuat. Manfaatkan kemampuan kalian sehingga peka terhadap perubahan dan menganalisis dampaknya. Kalian harus punya naluri kebangsaan, jangan cuek. Kalau melihat penyimpangan jangan diam saja. Laporkan ke pihak sekolah,” ucap Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Pol Suhardi Alius saat menjadi narasumber pada kegiatan Pembinaan Mahasiswa terhadap sekitar 2.300 mahasiswa tingkat II dan III Politeknik Keuangan Negara (PKN) STAN yang berlangsung di Student Center PKN STAN, Bintaro, Tangerang, Selasa (17/9).

Lebih lanjut Kepala BNPT mengatakan satu ciri kelemahan generasi milenial adalah tidak memahami secara utuh mengenai sejarah bangsa ini dan tidak pernah melihat bagaimana awal mula bangsa Indonesia ini berdiri. Hal ini disebabkan generasi milenial ini tidak mengalami secara langsung peristiwa-peristiwa politik yang menjadi pembentuk sejarah.

“Generasi sekarang tidak hanya difokuskan sebagai ahli ekonomi, ahli teknologi, dan sebagainya. Tetapi harus  ahli juga di bidang pembangunan nasional. Kalian juga harus terus menjaga idealisme, integritas, dan moral. Tanpa moral, orang profesional hanya akan memiliki kemampuan dan pengetahuan, tanpa sanggup menjadi amanah. Moral dan karakter ini didukung pula oleh peran besar dari pengajar, karena pengajar adalah teladan bagi murid-muridnya,” kata mantan Kabareskrim Polri ini.

Usai memberikan paparan Kepala BNPT menjelaskan bahwa pihaknya merasa perlu memberikan pembekalan kepada para mahasiswa PKN STAN ini. Karena sebagai calon Aparatur Sipil Negara  (ASN) di bidang keuangan pada isntansi pemerintah maka calon ASN dari PKN STAN ini akan memiliki peran yang sangat signifikan untuk bisa melihat lingkungan sekitar dari bahaya penyebaran paham radikal terorisme.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement