REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Grab Indonesia menjalin kerja sama pengembangan moda transportasi berbasis energi listrik. Menurut Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, dan Kemitraan, Bambang Riyanto Trilaksono mengatakan kerja sama antara Lembaga Penelitian dan Kewirausahaan ITB dengan Grab Indonesia tersebut meliputi penelitian, pengembangan, serta pemanfaatan moda transportasi berbasis listrik.
Bambang mengatakan, ada banyak pengembangan kerja sama lain yang bisa dikembangkan antara ITB dan Grab Indonesia. Beberapa di antaranya adalah riset teknologi baterai, pengembangan internet of think (IoT) untuk melengkapi sejumlah sensor monitoring Grabwheels, serta artificial intelligent (AI).
"Tujuannya untuk memberikan layanan yang lebih baik bagi konsumen. Pengembangan bersama ini kami lakukan sejak ditandatanganinya perjanjian kerja sama, hari ini," katanya.
Dalam kerja sama pengembangan Grabwheels tersebut, kata Bambang, nantinya akan ada lebih dari 20 pakar ITB yang dilibatkan. Mereka adalah dosen-dosen dengan kepakaran di bidang teknologi baterai, kendaraan listrik, smartcity dan smartmobility, serta AI.
Menurut Executive Director Grab Indonesia, Ongki Kurniawan, ruang lingkup kerja sama dengan ITB tersebut termasuk pembuatan dan pengembangan purwarupa, pengembangan suku cadang, juga penelitian. Selain itu juga publikasi ilmiah bersama atas hasil penelitian dan pengembangan yang dilaksanakan selama jangka waktu kerja sama tersebut.
Dalam kerja sama dengan ITB tersebut, kata dia, Grab menyediakan 50 Grabwheels yang merupakan skuter elektrik (e-scooter) di 5 titik kampus ITB. Sementara di Jakarta saat ini sudah ada sekitar 800 unit Grabwheels.
"Ini adalah kali pertama Grabwheels hadir di Bandung. Nanti ditargetkan akan semakin banyak titik Grabwheels di Bandung, diantaranya di 13 titik Upnormal dan taman-taman di Kota Bandung," ujar Ongki.