Rabu 02 Oct 2019 12:00 WIB

Menristekdikti: Penelitian Masih Banyak di Tahap Dasar

Penelitian di tahap inovasi masih kecil.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Muhammad Hafil
Penelitian (ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO/Moch Asim
Penelitian (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan saat ini penelitian Indonesia masih banyak di tahap dasar. Terkait hal itu, pihaknya terus mendorong adanya riset terapan dan pengembangan.

"Sekarang riset kita masih banyak di prototype, tapi paling banyak tetap di dasar. Yang masuk inovasi masih sangat kecil," kata Nasir, ditemui di Kantor Kemenristekdikti usai acara Silaturahmi Nasional Lembaga Litbang Indonesia Tahun 2019, Selasa (1/10).

Baca Juga

Menurut Nasir, riset ke depannya harus menjadi inovasi dan memiliki kebermanfaatan bagi masyarkaat umum. Oleh sebab itu, ia mengatakan penelitian harus ditingkatkan sampai kepada tahapan riset terapan.

Industrialisasi riset-riset yang ada, kata Nasir harus terus didorong dengan melakukan mediasi antara peneliti dengan industri. Ia mengatakan, langkah tersebut juga terus dilakukan Kemenrisktekdiki.

Satu cara yang dilakukan Kemenristekdikit untuk meingkatkan industrialisasi adalah program inventor, innovator, investor collaboration. Sebab, yang harus ditekankan dari penelitian yang dilakukan selama ini adalah apakah riset tersebut bisa memberikan manfaat bagi masyarakat.

"Artinya, harus ada kolaborasi inovasi antara inventor, inovator dan investor. Kami selalu lakukan itu. Kemarin juga dengan Pak Dirjen ke Jerman, mempromosikan, ada tujuh yang bisa kerja sama," kata Nasir menjelaskan. 

 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement