REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Project Management Specialist United States Agency for International Development (USAID) Ester Manurung mengatakan, berdasarkan survei kemampuan membaca kelas awal atau Early Grade Reading Assesment (EGRA) kepada 4.800 murid kelas dua SD di 400 SD dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) di seluruh Indonesia ditemukan 48 persen siswa Indonesia kelas awal (kelas dua SD) mampu membaca secara fasih dengan pemahaman.
Survei yang sama, ujar Ester, juga dilakukan di 60 negara lainnya di Asia seperti Filipina dan Nepal, juga di Afrika seperti Mali. "Indonesia masih termasuk memiliki kemampuan membaca yang baik di Asia," ujarnya di Jakarta, Senin, (16/6).
Secara umum, kata Ester, anak-anak di kelas awal sudah bisa membaca. Hanya 5,9 persen yang tidak bisa membaca. "Indonesia jauh lebih baik dari pada Mali untuk kemampuan membaca,"katanya.
Kemampuan membaca anak, terang Ester, dipengaruhi oleh dukungan orangtua. Jika orangtua di rumah sering mendorong anak membaca, mengajak anak komunikasi maka anak cepat membaca dengan fasih.
"Dukungan orangtua di rumah termasuk memberikan buku-buku untuk anak membaca itu sangat mendukung. Selain itu guru lulusan S1 juga memiliki pengaruh yang besar terhadap anak-anak yang cepat membaca," kata Ester.n dyah ratna meta novia