REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Fakultas Ekonomi UI Rangga Handika mengatakan, timnya melakukan kajian awal mengenai banyaknya jumlah mata kuliah per semester di Indonesia, Selasa, (12/8).
Jumlah mata kuliah di berbagai universitas di Indonesia, ujar Rangga, terlalu banyak. Dalam satu semester mahasiswa Indonesia harus mengambil antara tujuh, delapan, sampai sembilan mata kuliah, sementara di universitas-universitas negara maju seperti Australia dan Amerika mahasiswa dalam satu semester hanya perlu mengambil empat sampai lima mata kuliah.
Terlalu banyaknya mata kuliah yang diambil mahasiswa Indonesia, terang Rangga, membuat mahasiswa tidak memiliki cukup waktu untuk membaca buku-buku bahan kuliah dan belajar dengan baik. "Mahasiswa di Indonesia hanya dikejar waktu untuk mengerjakan tugas kuliah dan sibuk mengejar nilai," terangnya.
Akibatnya, ujar Rangga, nilai-nilai mahasiswa Indonesia memang bagus. Namun sesungguhnya mereka tidak memiliki pengetahuan yang fokus dan mendalam terhadap mata kuliah yang dipelajarinya.
Waktu bekerja dalam seminggu, kata Rangga, normalnya 40 jam. Makanya mahasiswa belajar normalnya juga hanya 40 jam agar efektif.
Namun berdasarkan penelitian yang dilakukannya, ujar Rangga, ditemukan mata kuliah di berbagai universitas di Indonesia, termasuk UI terlalu banyak. "Saya survei ke beberapa mahasiswa yang sudah lulus kuliah, mereka tidak ingat secara mendalam mata kuliah yang pernah dipelajarinya karena terlalu banyak," ujarnya.