Selasa 21 Apr 2015 20:02 WIB

'Tak Ada Anggaran Khusus untuk UN Online'

Rep: C36/ Red: Djibril Muhammad
Kepala Sekolah tengah memantau peserta Ujian Nasional berbasis Komputer lewat CCTV di SMA 3 Pamulang, Tangerang Selatan, Banten, Senin (13/5).
Foto: Antara/Muhammad Iqbal
Kepala Sekolah tengah memantau peserta Ujian Nasional berbasis Komputer lewat CCTV di SMA 3 Pamulang, Tangerang Selatan, Banten, Senin (13/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyelenggaraan Ujian Nasional (UN) berbasis komputer (CBT) alias online tidak diberi anggaran khusus. Kemendikbud hanya memberikan anggaran bagi operasional UN secara keseluruhan.

Hal itu disampaikan Kepala Sub Bagian (Kasubbag) Humas Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi DKI Jakarta, Sri Sumiyati, saat dijumpai Republika di kantornya, Selasa (21/4) sore. Dana dari Kemendikbud, lanjut dia, disalurkan kepada seluruh Disdik di Indonesia, termasuk Disdik.

Ia menegaskan, anggaran tersebut digunakan untuk pembiayaan UN secara keseluruhan, baik yang berbasis komputer (CBT) maupun yang berbasis kertas (PBT). Anggaran juga tidak ditujukan untuk pembiayaan teknis ujian di sekolah pelaksana UN CBT.

Ditemui terpisah, Kepala Bidang (Kabid) SMA Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi DKI Jakarta, Fathurin Zen, membenarkan jika anggaran khusus bagi pelaksanaan teknis UN CBT tidak ada. Sebab, sarana pelaksanaan UN telah tersedia di sekolah.

"Sudah menjadi kesepakatan bahwa sekolah yang lolos verivikasi, mampu melaksanakan UN CBT secara keseluruhan. Artinya, jika biaya operasional dan teknis sudah masuk dalam anggaran sekolah masing-masing," ujarnya saat ditemui Republika di kantornya, Selasa (21/4).

Ia memperkirakan, besaran anggaran operasional yang diberikan kepada setiap rayon sebesar Rp 9 juta. Untuk diketahui, terdapat 17 rayon SMA dan dua rayon MA yang menyelenggarakan UN 2015.

Menurut Fathurin, besaran uang transportasi sesuai dengan standar PNS, yakni Rp 50.000-Rp 70.000 per orang. Untuk konsumsi, lanjutnya, diberikan kepada masing-masing sekolah.

Hingga berita ini ditulis, Kepala Subbagian Keuangan Disdik Provinsi DKI Jakarta, Mastian, belum bisa dimintai keterangan terkait jumlah pasti anggaran yang diberikan kepada masing-masing rayon.

Ketua UN SMAN 70, Sahroni, saat ditemui Republika pekan lalu, membenarkan jika sekolah menganggarkan sendiri operasional pelaksanaan UN CBT. Untuk konsumsi panitia selama ujian, pihaknya dibantu orang tua murid yang secara sukarela menyediakan konsumsi.

Kepala SMAN 78, Rita Hastuti membenarkan jika UN CBT tidak memerlukan tambahan anggaran. Pihaknya beralasan, semua sarana ujian dan perlengkapannya sudah mencukupi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement