Rabu 18 Nov 2015 15:48 WIB

Mayoritas Guru PAUD Belum S-1

Rep: c11/ Red: Dwi Murdaningsih
Salah satu murid PAUD Bunga Jati, Putra Fausta Kanaka sedang bermain-main.
Foto: Republika/Erik PP
Salah satu murid PAUD Bunga Jati, Putra Fausta Kanaka sedang bermain-main.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Mayoritas kualifikasi guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Indonesia sejauh ini belum Strata Satu (S1). Hal ini diungkapkan berdasarkan penelitian yang dilakukan Pusat Penelitian Kebijakan, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Puslitjak Balitbang Kemendikbud).

 “Ada beberapa daerah yang guru PAUD-nya belum S-1,” ujar Peneliti Puslitjak Balitbang Kemendikbud, Tedjawati, Rabu (18/11).

Meskipun belum berstatus S-1, menurut dia, hal terpenting saat ini adalah komitmen dalam mengajar anak. Tedi menjelaskan, kebanyakan guru PAUD di pedesaan berasal dari para kader Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Posyandu dan sebagainya. Mayoritas guru ini hanya lulusan SMA dan SMP.

Direktur Pembinaan PAUD, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (Ditjen PAUDNI-Dikmas), Ella Yulaelawati menerangkan, jumlah tenaga kependidikan PAUD saat ini sebanyak 588.475. Dari jumlah itu, sebanyak 22.972 berlatarbelakang pendidikan SMP dan 289.762 SMA. Kemudian, lulusan diploma sebanyak sebesar 75.678 dan S-1 sebanyak 196.181 orang. Selanjutanya, guru dan tenaga kependidikan lulusan S-2 terdapat 3.882 orang.

Ella berpendapat, sebenarnya tidak selamanya guru yang tidak S-1 itu kurang kemampuan mendidik maupun mengajar PAUD. Dengan kata lain, guru yang tidak S1 tetap baik kemampuan dan kualitasnya dibandingkan S-1 ke atas. Ella juga mengungkapkan tidak ada kebijakan Ditjen PAUDNI ihwal kewajiban guru PAUD untuk memiliki kualifikasi akademik S-1. Hal ini karena kebanyakan guru PAUDNI  merupakan para kader PKK, kader Posyandu dan aktivis masyarakat.

“Karena itu lebih baik dorong mereka mengajar benar daripada melarang mereka mengajar,” kata Ella.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement