REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Pusat penelitian biologi tropika Asia Tenggara, Seameo Biotrop bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan memperbanyak pengimplementasian Program Sekolah Mandiri Produksi Sayuran dan Buah Edukasi (Smarts-Be). Sekitar 30 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bidang agribisnis dan agroteknologi seluruh Indonesia menjadi sasaran kegiatan tahap pertama.
Peserta Smarts-Be ini tersebar di sejumlah wilayah Indonesia, mulai dari Sumatra, Jawa, Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Papua. Direktur Seameo Biotrop, Irdika Mansur berharap SMK terpilih menjadi contoh bagi sekolah lain dalam pengembangan tanaman sayur dan buah yang mendukung terciptanya sumber daya manusia (SDM) SMK kompeten dan berdaya saing.
"Pengembangan buah dan sayur sepanjang musim merupakan salah satu alat untuk mencapai teaching factory," kata Irdika, Senin (17/9).
Teaching factory adalah model pembelajaran di SMK berbasis produksi dan jasa yang mengacu pada standar dan prosedur yang berlaku di industri. Pembelajarannya juga dilaksanakan dalam suasana yang sama dengan industri.
Pada kesempatan pertama ini, kata Irdika pihaknya bersama Dinas tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Provinsi Bali menandatangani nota kesepahaman (MoU). Keduanya berkomitmen saling mendukung program pengembangan tanaman pangan hortikultura, khususnya buah dan sayur unggulan, peningkatan kapasitas SMK, dan pemberdayaan masyarakat.
"Banyak teknologi harus dipelajari untuk meningkatkan kompetensi tenaga kependidikan, menyempurnakan dan menyelaraskan kurikulum menuju revolusi industri 4,0, terutama industri makanan dan minuman," kata Irdika.
Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Didik Suhardi mengatakan Smarts-Be harus menghasilkan buah berkualitas dan berkelanjutan yang bisa menyaingi buah impor. Sentuhan teknologi dibutuhkan supaya produksinya berkualitas.
"Oleh sebabnya program ini harus dilanjutkan," katanya.
Presiden RI melalui Instruksi Presiden Nomor 9/ 2016 tentang Revitalisasi SMK dalam Rangka Peningkatan Kualias dan Daya Saing SDM Indonesia mengamanatkan SMK sebagai salah satu ujung tombak pertanian nasional yang diprioritaskan. Hal ini ditindaklanjuti dengan pembuatan peta jalan pengembangan SMK oleh Kementerian Pendidikan dan penetapan SMK Revitalisasi.
Statistik Ketenagakerjaan Indonesia 2017 menunjukkan jumlah lulusan SMK yang bekerja mencapai 11,40 persen setara 12,59 jura lulusan, sementara yang menganggur 11,41 persen setara 12,6 juta lulusan. Kendala utamanya adalah kesempatan kerja kurang, kesenjangan kompetensi, faktor usia dan kesehatan, dan akses informasi serta kesempatan kerja kurang.
Kondisi di atas semakin memprihatinkan ketika dikaitkan dengan rencana kedaulatan pangan. Untuk itu siswa perlu dibekali kewirausahaan sejak usia sekolah supaya mereka mampu mandiri usai menempuh pendidikan di SMK.
Program Smarts-Be meliputi kegiatan koleksi plasma nutfah, perbanyakan bibit unggul, pengembangan teknik budidaya buah yang intensif, pembangunan kebun buah dari varietas terpilih, pelatihan pembangunan kebun buah intensif, penanganan dan sertifikasi buah terpilih, pelatihan industri berbasis buah, dan pemasaran daring (online).
Untuk mendapatkan data bibit unggul dari masing-masing SMK, Seameo Biotrop melakukan penelusuran data buah, survei da analisis pasar, technological gaps, dan teknik perbanyakan tanaman. Langkah-langkah ini membantu tersedianya sumber daya genetik atau bibit unggulan dari masing-masing sekolah.