Jumat 10 Jan 2020 05:10 WIB

Praktisi Pendidikan Sarankan Larangan Ponsel Selama Sekolah

Ide pelarangan penggunaan ponsel memicu perdebatan di Skotlandia.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Dwi Murdaningsih
Anak main ponsel. Ilustrasi
Foto: The West
Anak main ponsel. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Praktisi pendidikan Skotlandia, Lisa Kerr menyarankan institusi pendidikan harus melarang siswa membawa telepon genggam ke sekolah. Alasannya, otak siswa belum cukup dewasa untuk melakukan pengendalian diri.

“Siswa harus diajari cara mengendalikan teknologi melalui detoksifikasi digital daripada dibiarkan memutuskan sendiri,” kata Kepala Sekolah Gordonstoum di Skotlandia, Lisa Kerr dilansir di Independent.co.id, Kamis (9/1).

Baca Juga

Komentarnya itu merespon salah seorang kepala sekolah yang menyarankan sekolah tidak boleh luddite (menentang pengembangan teknologi) tentang ponsel. Alasannya, ponsel dapat berguna untuk siswa di kelas.

Kepala Sekolah Menengah Portsmouth yang berbiaya 14.400 pound setahun, Jane Prescott menambahkan bahwa pelarangan telepon hanya membuat anak-anak memainkannya di tempat-tempat yang tidak termonitor. Komentar tersebut memicu perdepatan sengit di antara para pemimpin sekolah di seluruh negeri yang percaya bahwa ponsel sangat dibutuhkan.

Kerr, kepala sekolah Gordonstoun tidak mengizinkan siswa menggunakan ponsel sampai akhir pelajaran dan kegiatan. “Otak remaja tidak cukup berkembang melakukan kontrol diri yang diperlukan, sehingga orang dewasa perlu menetapkan batasan,” ujar kepala sekolah berbiaya 41.250 pound ini.

Dia menggambarkan, membirkan anak-anak menggunakan teknologi sama dengan meninggalkan mangkuk permen untuk mereka. Apakah mungkin anak-anak bisa makan permen dengan bijaksana? Karena itu, orang dewasa perlu membantu mengontrol teknologi daripada membiarkan teknologi mengendalikan anak-anak.

Sementara itu, Kepala Sekolah Komunitas Michaela di London, Katharine Birbalsingh menuduh sekolah swasta tidak memahami masalah sekolah negeri. Sekolah tersebut melarang siswanya menggunakan telepon selama waktu belajar mengajar.

“Saya pikir (mengizinkan) itu benar-benar berbahaya ketika orang-orang yang tidak memiliki pengalaman cukup luas, terjadi pada anak-anak di bagian dalam,” ujar dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement