REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Semakin bertumbuhannya para pelaku usaha membuat banyak orang mengubah cara pandangnya, tak sekadar sebagai pekerja namun bagaimana menjadi pengusaha.
Hal ini pula yang tengah dilirik oleh Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Profesi Indonesia (LP3i) untuk fokus pendidikannya ke depan.
Program Director LP3i Rony Setiawan mengatakan, saat ini kewirausahaan tengah menjadi sorotan. Di tengah perkembangan zaman, setelah lulus kuliah sudah saatnya mahasiswa mengubah cara pandang. Tak hanya sekedar mencari pekerjaan yang layak, namun sudah harus dapat berpikir bagaimana membangun usaha.
Menjawab tantangan tersebut LP3i berupaya untuk mengubah arah pendidikannya. Jika sebelumnya LP3i memfokuskan pada bagaimana mahasiswa siap bekerja setelah lulus, kini LP3i akan lebih memfokuskan pada pendidikan kewirausahaan. Sehingga Rony mengatakan, diharapkan ke depannya LP3i tak sekedar mencetak mahasiswa siap kerja namun juga
mencetak para pengusaha baru.
"Ke depan diharapkan pengusaha-pengusaha baru yang dicetak LP3i dapat lebih menarik banyak tenaga kerja lain," ujar Rony pada ROL saat ditemui akhir pekan lalu.
Rony juga menambahkan, untuk itu pada semester dua dan empat para mahasiswa di LP3i diberi bekal mata kuliah wirausaha. Mata kuliah tersebut sengaja diberikan untuk semua jurusan yang ada di sana. Tujuannya bukan hanya mencetak para pengusaha, tapi menumbuhkan jiwa wirausaha di dalam diri para mahasiswa.
Dengan tumbuhnya jiwa wirausaha di dalam diri setiap siswa diharapkan, nantinya dimana pun mereka bekerja dan apa pun basic ilmu yang mereka miliki, mereka dapat mengembangkannya menjadi sebuah usaha. Untuk itu, Rony mengatakan, mata kuliah wirausaha wajib diberikan di semua jurusan yang ada.
"Nantinya diharapkan lulusan IT misalnya, tak hanya bekerja di perusahaan tertentu. Tapi mereka juga bisa membuka jasa konsultasi secara pribadi," kata Rony.
Rony menyatakan, tak menargetkan terlalu tinggi untuk fokus baru program pendidikan LP3i tersebut. Ia mengatakan, LP3i berharap ke depannya bisa mencetak 10 persen lulusan yang dapat memiliki jiwa wirausaha. Dari 10 persen lulusan tersebut diharapkan dapat memiliki usaha, yang dapat menarik lebih banyak lagi pekerja.
"Kalau sebelumnya kami membantu pemerintah dengan menyediakan SDM siap kerja, kini kami perluas dengan mencetak pengusaha yang dapat menarik lebih banyak pekerja. Sehingga dengan begitu diharapkan dapat mengurangi pengangguran di Indonesia," ujar dia. (adv)