REPUBLIKA.CO.ID,Sebelumnya Mesir lebih menganut paham "negara yang kaya minyak tak butuh alternatif". Tapi, kejayaan negara penghasil minyak Arab Saudi, Kuwait dan Mesir kini mulai pudar.
Kebutuhan energi Mesir terus meningkat sementara persediaan energi fosil, yaitu minyak dan gas bumi, hanya tersedia dalam jumlah terbatas. Program bantuan pembangunan Jerman fokus pada pengembangan energi terbarukan sejak sepuluh tahun lalu. Lalu, mengapa pilihan jatuh pada Mesir sebagai pusat energi terbarukan di kawasan Afrika Utara?
"Di Mesir, tenaga angin berpotensi sangat besar, karena itu ideal untuk pengembangan energi terbarukan yang memanfaatkan angin, selain itu, Mesir juga mendapat banyak matahari, sehingga teknologi energi surya juga bisa dikembangkan," dijelaskan Andreas Holtkotte, direktur cabang Kairo Bank Bantuan Pembanguan Jerman (KfW).