Jumat 29 Nov 2019 20:21 WIB

Mengemas Program Rehabilitasi Anak Agar Lebih Menarik

Materi rekaman video atau film diharapkan lebih menarik bagi anak

Upaya rehabilitasi sosial anak perlu diupayakan dengan berbagai cara.  Hal itu dilakukan agar  pesan yag disampaikan mudah diterima anak.
Foto: Dok Istimewa
Upaya rehabilitasi sosial anak perlu diupayakan dengan berbagai cara. Hal itu dilakukan agar pesan yag disampaikan mudah diterima anak.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Masalah rehabilitasi sosial anak perlu mendapat perhatian lebih serius dari banyak kalangan. Karena itu pelaksanaan sosialisasi program sehabilitasi harus diperhatikan agar ide dapat diterima anak dengan baik. 

Upaya menyampaikan gagasan itu bisa dilakukan dengan memilih media yang mudah difahami anak, orang tua maupun pekerja sosial di lapangan. Apabila sebelumnya sosialisasi hanya menggunakan modul tertulis, kini dilakukan melalui rekaman video maupun film.  Cara tersebut dilakukan agar lebih mudah diterima di lapangan. 

Hal itulah yang dilakukan lembaga perlindungan anak PBB (UNICEF) dan FISIP Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), yang melaksanakan upaya perlindungan anak dengan menyelenggarakan kegiatan pembahasan modul penguatan kapabilitas anak.  

"Sekarang tantangannya beda, kalo materi terlalu formal akan membosankan," kata Direktur Jendral Rehabilitasi Sosial Kementrian Sosial Republik Indonesia Bapak Edi Suharto PhD, Jumat (29/11). Menurutnya, modul yang ada saat ini harus dikembangkan dalam bentuk rekaman video atau film yang lebih bsia diterima khalayak luas. 

Adanya kerjasama dengan Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) dan UNICEF merupakan peluang untuk mengembangkan produk tersebut lebih baik lagi."Intinya harus memperkuat kemampuan anak dalam menghadapi kekerasan fisik, bullying dan kekerasan dalam rumah tangga," tuturnya. 

Pihaknya berharap kedepan, selain anak orang tua, masyarakat juga perlu mendapat sosialisasi serupa. Orang tua memiliki peran vital dalam membentuk pola asuh dalam keluarga yang akan menghasilkan kepribadian anak nantinya.

Seperti sikap orang tua yang harus menghargai hak anak, anak jalanan yang kurang kasih sayang dan perlindungan atau penghargaan terhadap hobi anak. Sehingga akan terbentuk keluarga yang memiliki karakter kuat dan utuh. 

Wakil Rektor 1 UMJ, Dr. Endang Sulastri berharap kerjasama yang ada saat ini dapat terus terjalin dan saling bersinergi. Media yang dibuat  mahasiswa dapat digunakan sebagai media bantu modul penguatan kapabilitas anak untuk bangsa dan negara. Sehingga akan memberikan manfaat maksimal bagi upaya perlindungan anak.  

Amanda Bisexx selaku Chief child protection UNICEF Indonesia, nambahkan semakin banyak informasi yang di dapat orangtua tentang pengasuhan anak dan perkembangan anak, maka akan membantu orangtua dalam meningkatkan kualitas  pengasuhan anak. 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement