REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Buldozer Israel bergerak pada Jumat (14/9) untuk menghalangi beberapa jalan menuju Desa Khan Al-Ahmar, Yerusalem Timur, dalam upaya mencegah pegiat Palestina mencapai desa tersebut.
Buldozer militer Israel tiba di daerah itu selama pagi hari dan melanjutkan kegiatan untuk menghalangi jalan guna mengurangi jumlah pegiat yang berkumpul setiap Jumat dari seluruh Tepi Barat Sungai Yordan ke desa tersebut guna memperlihatkan solidaritas mereka.
Menteri Walid Assaf, Ketua Komisi Perlawanan Kolonisasi dan Tembok, termasuk di antara ratusan pemrotes yang berkumpul di luar desa itu guna memprotes penutupan jalan dan rencana Israel untuk menghancurkan bangunan di desa tersebut, demikian laporan Kantor Berita Palestina, WAFA, Sabtu (15/9).
Perkelahian belakangan terjadi dengan tentara Israel yang berusaha memadamkan aksi pemrotes yang berkumpul di luar desa tersebut, dan tentara Israel menangkap tiga pemrotes, termasuk satu warga Prancis yang diidentifikasi sebagai Frank Romanio.
Sementara itu, ratusan pemrotes yang bisa mencapai desa tersebut kendati penutupan jalan dilakukan oleh Israel melaksanakan Shalat Jumat di dalam desa itu untuk memperlihatkan solidaritas buat penduduk Badui yang terancam pengusiran paksa.
Tentara Israel juga menewaskan tiga orang Palestina, satu di antara mereka anak lelaki yang berusia 11 tahun, dan melukai tak kurang dari 248 orang lagi yang ikut dalam protes mingguan pada Jumat di perbatasan Jalur Gaza yang dijaga ketat, kata beberapa sumber medis Palestina.
Militer Israel menyatakan militer "menggunakan kekuatan yang diperlukan" untuk mengusir 13 ribu orang Palestina yang berpawai di beberapa tempat di dekat pagar perbatasan.
Korban meninggal pada Jumat membuat jadi 177 orang Palestina yang tewas sejak demonstrasi dilancarkan pada 30 Maret untuk menggolkan tuntutan terhadap Israel. Anak lelaki yang berusia di bawah umur tersebut, Shadi Abdel-Al, adalah korban tewas paling muda akibat tembakan Israel.
"Ia biasa pergi setiap Jumat untuk berpawai seperti ribuan orang lagi. Jumat ini adalah ajalnya sebagai syahid," kata ayah anak lelaki itu, Abdel-Aziz Abdel-Al, kepada Reuters.
Satu lagi orang Palestina, Hashem Hassan (28 tahun), mengatakan ia melihat Shadi Abdel-Al ditembak dalam jarak 70 meter dari pagar. "Ia melempar beberapa batu, yang cuma melayang beberapa meter. Ia tidak menimbulkan ancaman."
Ketika ditanyakan mengenai meninggalnya Shadi Abdel-Al, seorang juru bicara militer Israel hanya mengatakan tentara berpegang pada peraturan untuk melepaskan tembakan. Sejak 30 Maret, Jalur Gaza telah menjadi tempat saling-serang antara anggota Hamas dan tentara Israel.