REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN--Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong dilakukannya mekanisasi pertanian. Hal ini perlu dilakukan sejalan dengan revolusi industri 4.0 yang digelorakan pemerintah.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, penggunaan alat mesin tanam bisa memangkas biaya produksi dari Rp 2 juta per hektare menjadi Rp 1 juta per hektare. Begitu juga dengan penggunaan alat panen yang memangkas biaya panen menjadi Rp 1 juta per hektare dari biaya Rp 2 juta per hektare. Sementra ada 16 juta hektare lahan di Indonesia.
"Dengan penggunaan dua alat saja bisa mengurangi Rp 32 juta per hektare," katanya pada acara Inovasi Teknologi Mekanisasi Pertanian Modern Mendukung Revolusi Industri 4.0' di Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBP Mektan), Jumat (28/9).
Dia menambahkan, secara nasional jika menggunakan mekanisasi bisa menekan biaya pertanian Rp 360 triliun. Menurutnya, pertanian tidak mungkin bisa mencukupi kebutuhan penduduk yang terus bertambah tanpa teknologi.
Kementan berinisiatif menggenjot produktivitas pertanian dengan meluncurkan Revolusi Industri 4.0 di bidang pertanian untuk menjawab tantangan. Penerapan mekanisasi pertanian juga dinilai mampu meningkatkan daya saing Indonesia di tingkat dunia.
Dunia saat ini telah memasuki era revolusi industri yang keempat atau disebut juga Industri 4.0, ditandai dengan penggunaan mesin-mesin otomasi yang terintegrasi dengan jaringan internet.
"Sektor pertanian juga perlu beradaptasi untuk menjawab tantangan ke depan. Ke depan olah lahan, tanam, panen hingga pengolahan dilakukan menggunakan remote control dari rumah," katanya.
Mekanisasi pertanian merupakan salah satu komponen penting untuk pertanian modern dalam mencapai target swasembada pangan berkelanjutan. Inovasi dan pemanfaatannya oleh petani perlu terus didorong. Anggaran Kementan untuk mekanisasi dan bantuan alat mesin pertanian (alsintan) pun naik 2.000 persen.