Selasa 09 Oct 2018 11:36 WIB

IMF: Perang Dagang Ancam Pertumbuhan Ekonomi AS dan Cina

Pertumbuhan ekonomi AS dan Cina diperkirakan melambat.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Nur Aini
Bendera Cina-Amerika
Foto: washingtonote
Bendera Cina-Amerika

REPUBLIKA.CO.ID, BALI -- International Monetary Fund (IMF) mengatakan pada Selasa (9/10), perang dagang akan mengancam pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) dan Cina pada 2019. Ancaman datang dari gelombang tarif yang baru-baru ini telah dipaksakan oleh dua ekonomi terbesar dunia ini.

Perang dagang antara Washington dan Beijing yang terus meningkat juga akan menyebabkan kerusakan bagi negara lain. "Ketika ada dua ekonomi terbesar di dunia yang berselisih, maka situasinya setiap orang akan menderita," ujar Maurice Obstfeld, kepala ekonom IMF, saat media briefing mengenai World Economic Outlook.

Meskipun ada momentum sehat di AS yang didorong dari pemotongan pajak baru-baru ini, ekonom IMF memperkirakan pertumbuhan akan melambat menjadi 2,5 persen di tahun depan dari 2,9 persen di tahun ini.

Pemerintahan Presiden AS Donald Trump telah meningkatkan tarif tahun ini pada sekitar setengah dari produk Cina yang dijual ke AS setiap tahun. Presiden Trump mengancam akan memperluas tarif untuk menutup semua impor AS dari Cina. Beijing membalasnya dengan kenaikan tarif atas barang-barang Amerika senilai lebih dari 110 miliar dolar AS.

Pertumbuhan Cina diperkirakan akan turun menjadi 6,2 persen, dari 6,6 persen tahun ini, menurut IMF. Perkiraan untuk 2019 ini lebih rendah 0,2 poin persentase dari perkiraan sebelumnya.

Dampak dari konflik perdagangan AS-Cina kemungkinan akan dirasakan di luar dua negara adikuasa itu. Meski pertumbuhan global harus tetap kuat di tahun depan, IMF mengatakan prospeknya masih 'kurang cerah' dibandingkan ketika ditinjau ulang pada April lalu.

IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi yang stabil tetapi sedikit lebih rendah pada 2019 karena suku bunga yang lebih tinggi dan hambatan perdagangan. IMF memangkas perkiraan global 0,2 poin persentase menjadi 3,7 persen, dan memprediksi tren menurun selama beberapa tahun ke depan.

"Dampak dari kebijakan perdagangan dan ketidakpastian akan sangat jelas pada tingkat ekonomi makro, sementara bukti terlihat terakumulasi pada kerusakan yang terjadi pada perusahaan," kata IMF, dikutip CNN.

Ada banyak kerusakan lebih lanjut jika Trump menindaklanjuti ancamannya terhadap Cina dan negara itu membalasnya membalasnya. "Intensifikasi ketegangan perdagangan, dan peningkatan ketidakpastian kebijakan, dapat merusak sentimen pasar bisnis dan keuangan, memicu volatilitas pasar keuangan, dan memperlambat investasi dan perdagangan," ujar IMF.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement