REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Organisasi Defend Democracy Together (ODT) telah melakukan survei tentang kandidat yang berpotensi melawan Donald Trump dalam pilpres Amerika Serikat (AS) tahun 2020. Nama mantan duta besar AS untuk PBB Nikki Haley menjadi kandidat terkuat untuk menghadapi Trump.
Dilaporkan laman Politico, dalam hasil survei ODT, sebanyak 47 persen responden mempertimbangkan alternatif calon presiden selain Trump. Dari sederet politikus AS, sebanyak 52 persen responden memilih Haley untuk maju dalam pilpres AS 2020. Sementara 25 persen responden lainnya tak mempertimbangkannya sama sekali.
Namun ODT menolak untuk memberikan nama-nama penantang potensial Trump pada 2020. Kendati demikian, sejalan dengan survei ODT, Applecart, yakni perusahaan yang melakukan pemungutan suara dalam pemilu AS, menyebut Haley adalah kandidat potensial untuk melawan Trump.
Hal itu tercermin ketika Applecart melakukan survei pada 18-23 September lalu dengan melibatkan sekitar 1.200 responden yang berasal dari Partai Republik dan non-afiliasi. Pendiri Applecart Matt Klamans mengatakan, survei perusahaannya menunjukkan Haley menjadi satu-satunya kandidat mayoritas responden yang dipertimbangkan untuk dipilih dalam pilpres AS tahun 2020.
Namun, Klamans tak memberikan presentase responden yang mempertimbangkan Haley. Ia pun menolak mengungkapkan nama-nama yang berpotensi melawan Trump pada 2020.
Haley mengundurkan diri dari jabatannya sebagai duta besar AS untuk PBB pada Selasa (9/10). Pengunduran dirinya terbilang sangat mendadak dan cukup mengejutkan pemerintahan Trump.
Trump menyebut banyak pekerjaan besar AS di PBB yang telah mampu diselesaikan oleh Haley. Sementara Haley telah menyatakan tidak akan mencalonkan diri sebagai presiden AS pada pilpres 2020. "Tidak, saya tidak mencalonkan diri untuk 2020. Saya berharap dapat mendukung presiden (Trump) dalam pemilu berikutnya," ujar Haley.