Senin 22 Oct 2018 22:14 WIB

ACT Bangkitkan Ekonomi Lombok dengan Warung Wakaf

Dengan bangkitnya ekonomi diharapkan dapat membuat masyarakat bangkit.

Tim medis relawan ACT beri layanan kesehatan kepada warga di pengungsian di Desa Bentek, Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara, NTB, Rabu (8/8).
Foto: Fuji E Permana
Tim medis relawan ACT beri layanan kesehatan kepada warga di pengungsian di Desa Bentek, Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara, NTB, Rabu (8/8).

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK BARAT -- Lembaga nirlaba yang berpusat di Indonesia, Aksi Cepat Tanggap (ACT) mendirikan warung wakaf sebagai salah satu upaya membangkitkan kehidupan sosial ekonomi warga Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, yang lumpuh pascagempa bumi. ACT berharap dengan bangkitnya ekonomi dapat pula membangkitkan masyarakatnya.

"Yang terpenting untuk kebangkitan Lombok adalah, kita bangkitkan ekonomi masyarakat. Jika ekonomi kuat, dengan sendirinya masyarakat bisa bangkit," kata Branch Manager ACT NTB, Lalu Muhammad Alfian pada peresmian warung wakaf di Desa Guntur Macan, Kabupaten Lombok Barat, Senin (22/10).

ACT, kata Alfian, sudah memulai aksi sejak hari pertama pascagempa dan sedang menjalankan program pemulihan. Pada tahap tersebut, pihaknya akan membangkitkan kembali beberapa sektor utama masyarakat, seperti di bidang ekonomi dan keagamaan.

Menurut dia, ketika ekonomi masyarakat kuat, maka pemulihan pun akan lebih cepat. Di mana transaksi terus dilakukan, masyarakat terus bekerja, sehingga roda ekonomi terus berputar, dan masyarakat dapat melupakan seluruh beban pascagempa.

"Jika dalam shalat saja kita akan mendapat ganjaran 27 derajat saat berjamaah, bagaimana dengan saat kita bermuamalah. Tentu tak hanya akan mendatangkan pahala, namun juga kemaslahatan," ujarnya.

Dia menjelaskan, warung wakaf memiliki konsep yang unik. Di mana masyarakat berbelanja, namun juga berwakaf. Oleh karena setiap keuntungan yang dihasilkan dari warung wakaf, akan dijadikan warung qakaf sejenis.

Dengan begitu, nantinya masyarakat tak hanya berbelanja untuk kebutuhan sehari-hari, namun sebagai ladang amal untuk berinfak. Selain itu, lanjut Alfian, warung yang diisi dengan 300 jenis barang, akan dikelola sepenuhnya oleh masjid. Di mana keuntungan yang diperoleh dari hasil penjualan, nantinya akan dimasukkan menjadi kas masjid.

"Oleh karena itu, jika berbelanja di warung wakaf, tak hanya dapat harga murah, namun juga bisa berinfak. Setiap rupiah dari warung wakaf, kita niatkan sebagai amal," ucapnya pula.

Ke depan, kata Alfian, warung wakaf akan disebar sebanyak 100 unit di Pulau Lombok. Dengan begitu diharapkan perekonomian masyarakat bisa kembali bangkit.

Meskipun warung wakaf menjual barang yang relatif murah, namun tidak akan menyaingi warung-warung lain di sekitarnya. Sebab, warung wakaf tersebut nantinya akan melakukan pembinaan kepada warung-warung kecil, seperti menyuplai barang dengan harga grosir.

Sementara itu, Sekretaris Desa Guntur Macan, Muhammad Syar'i, menyambut baik adanya warung wakaf yang berdiri persis di depan Masjid Quba yang kini rata dengan tanah akibat gempa bumi beberapa waktu lalu.

Menurut dia, warung wakaf merupakan salah satu berkah dari musibah yang ada. Pasalnya, dengan adanya warung yang berbasis wakaf tersebut, masyarakat tidak akan merasa kesulitan untuk berbelanja. Terlebih beberapa warung sekitar sudah tidak ada.

"Kita niatkan sama-sama, warung ini akan kita jadikan amal jariah kita. Karena jika kita selalu berbelanja di warung ini, tentu akan mempercepat pembangunan masjid kita," katanya sembari mengajak masyarakat.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement