REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Dompet Dhuafa bersama para aktivis kemanusiaan terus berupaya membantu korban bencana dengan menyediakan dapur keliling dan layanan kesehatan. Dompet Dhuafa juga membangun rumah sementara sebanyak 138 unit, sekolah sementara dan masjid darurat di titik pengungsian yang berada di halaman Masjid Agung Darussalam.
"Proses pembangunan masjid darurat sudah mencapai 80 persen, insyaallah besok amanah ini akan mulai memfasilitasi warga penyintas di Palu," kata Koordinator Pembangunan Masjid Darurat respon Palu, Sanadi melalui keterangan tertulis kepada //Republika.co.id, Rabu (24/10).
Sanadi mengatakan, banyak relawan dan masyarakat yang bersimpati terhadap korban bencana. Hal ini menciptakan iklim yang kondusif sehingga dapat dilakukan percepatan pembangunan sedini mungkin pascabencana.
Ketua Pengurus DKM Masjid Agung Darussalam, Ustaz Helmi Ambas mengatakan, pengungsi membutuhkan tempat ibadah. Masjid darurat yang sedang dibangun Dompet Dhuafa akan lebih bermakna bagi pengungsi dalam masa pemulihan bencana seperti ini. "Alhamdulillah, Dompet Dhuafa hadir membangun masjid darurat, bahkan Dompet Dhuafa mendampingi kami selama proses pembangunan, melalui masjid, dakwah harus tetap berjalan dan mempertebal ketakwaan," ujarnya.
Dompet Dhuafa menyampaikan, sampai Selasa (23/10), Dompet Dhuafa sudah melayani 2.228 pasien di 52 titik pos medis dan klinik lapangan. Dapur Keliling juga sudah melayani 6.470 pengungsi di tujuh titik. Sebanyak 1.446 orang mendapatkan dukungan psikososial di 41 titik pengungsian.
Dompet Dhuafa juga sudah menyediakan empat unit MCK darurat, water purfier, enam unit tangki air, dua masjid darurat dan 138 rumah sementara. Jumlah keseluruhan penerima manfaat Dompet Dhuafa sebanyak 17.519 orang.
Gempa bumi, likuefaksi dan tsunami sudah meluluhlantakan sendi-sendi perekonomian dan fasilitas umum yang menjadi kebutuhan vital masyarakat Kota Palu, Sulawesi Tengah. Sekolah, masjid dan pasar-pasar tradisional lumpuh beberapa pekan pascabencana.