Kamis 25 Oct 2018 05:12 WIB

PLN Butuh Rp 90 Triliun per Tahun untuk Modal Investasi

Pada kuartal III 2018 PLN sudah menghabiskan Rp 60 triliun untuk keperluan investasi

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Instalasi Listrik PLN
Foto: Antara
Instalasi Listrik PLN

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) membutuhkan sekitar Rp 80 triliun hingga Rp 90 triliun per tahun untuk modal investasi. Dana ini akan terus diadakan oleh PLN paling tidak hingga 2021 mendatang.

Direktur Keuangan PLN, Sarwono mengatakan rata rata penggunaan dana tersebut untuk investasi di pembangkit dan pembangunan transmisi. Angka yang terbilang cukup besar ini memang dipengaruhi salah satunya karena komponen pembangkit masih diperoleh oleh PLN dengan cara Impor.

"Kita rata rata per tahun kebutuhan investasi sebesar Rp 80 sampai 90 triliun. Itu kita perkirakan akan terus segitu hingga 2021. Hal ini karena kita banyak proyek 35 GW dan Listrik Desa," ujar Sarwono di DPR, Rabu (24/10).

Pada kuartal III 2018 setidaknya PLN sudah menghabiskan Rp 60 triliun untuk keperluan investasi. Sedangkan di tahun ini saja PLN sudah menerbitkan global bond sebanyak dua kali untuk bisa menutup kebutuhan dana investasi ini.

"Soal bond, ya tentu ini untuk perkembangan proyek. Proyek proyek yang terutama sudah masuk masa konstruksi. Pembangkit saya kira ya mungkin 90 persen. Jujur saya gak hapal. Tapi yang jelas proyek yg paling besar itu untuk biaya pembangkit," ujar Sarwono.

Namun, kata Sarwono tak semua dana yang terhimpun dari global bond digunakan PLN untuk melakukan investasi saja. Salah satu penggunaan dari global bond kata Sarwono adalah untuk melakukan reprofiling utang.

"Sebelumnya buat apa? Bukan cash tapi buat reprofiling. Profilnya di ganti supaya lebih cantik lebih bagus hasilnya. Dari bunga 8 persen menjadi 5-3 persen. Supaya tarifnya menarik," ujar Sarwono.

PLN telah menerbitkan global bond senilai 1,5 miliar dolar AS. Sarwono menjelaskan global bond tersebut diterbitkan sekaligus dalam mata uang dolar AS dan Euro sebesar 500 juta dolar AS dengan tenor 10 tahun 3 bulan, 500 juta dolar AS dengan tenor 30 tahun 3 bulan, dan 500 juta euro dengan tenor 7 tahun. Sementara tingkat bunga masing-masing 5,37 persen; 6,25 persen; dan 2,875 persen.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement