REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menurut Slamet alat musik ini sampai sekarang tak akan kunjung selesai dan terus berkembang. Alasan menggunakan bahan baja hingga besi ini, karena setiap barang bekas tidak mungkin tidak terpakai sama sekali. Menurut Slamet, setiap alat pasti memiliki bunyi-bunyi tertentu yang bisa dimanfaatkan sebagai alat musik.
Nada dari alat musik yang dibuat ini tidak terpaku dari teori dasar skala diatonik yang mempunyai tujuh not. Namun lebih ditentukan dari keselarasan suara yang keluar dari setiap barang yang digabungkan.
Dengan alat musik yang diciptakan tersebut, Slamet Jenggot sudah melakukan beberapa kali pentas di beberapa kota Indonesia. Saat pentas Slamet pun menggunakan ‘baju’ yang terbuat dari barang bekas juga hingga helm yang di modifikasi dengan ditambahkan trompet.
“Semua dari yang saya pasang di alat musik ini berguna, tidak ada yang tak beguna. dalam jadi semua berhubungan dan menimbulkan keselarasan,” ujar Slamet. Menurutnya alat musik ini merupakan tanda kecintaannya dalam seni.