Senin 12 Nov 2018 17:49 WIB

Alvin Lie: Merpati Terbang Optimistis, Tapi Kurang Realistis

Alvin menilai beban yang dimiliki Merpati masih mencapai Rp 10,7 triliun.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Teguh Firmansyah
Sejumlah pesawat terbang milik maskapai Merpati Nusantara Airlines terparkir di Pusat Perawatan Pesawat Merpati Nusantara Airlines, Lapangan Udara Djuanda, Sidoarjo, Jawa Timur,
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Sejumlah pesawat terbang milik maskapai Merpati Nusantara Airlines terparkir di Pusat Perawatan Pesawat Merpati Nusantara Airlines, Lapangan Udara Djuanda, Sidoarjo, Jawa Timur,

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Merpati Nusantara Airlines optimistis akan kembali terbang pada 2019 meskipun masih menunggu keputusan sidang Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU). Hanya saja, menerbangkan kembali Maskapai Merpati dinilai kurang realistis.

Selain menunggu hasil sidang PKPU, Merpati juga dikabarkan medapatkan suntikan dana dari Intra Asia Corpora senilai Rp 6,4 triliun. Sementara Merpati masih memiliki utang sebesar Rp 10,7 triliun.

"Jadi Merpati ini kan dengan suntikan dana segar Rp 6,4 triliun, itu hanya cukup membuat Merpati kembali ke posisi nol," kata pengamat penerbangan Alvin Lie kepada Republika.co.id, Senin (12/11).

Alvin menilai beban yang dimiliki Merpati masih terlalu banyak dengan total utang Rp 10,7 triliun. Terlebih, saat ini, menurut Alvin, nama Merpati juga sudah banyak dilupakan banyak orang.

Belum lagi banyak persoalan teknis lainnya yang harus dilakukan Merpati jika harus terbang lagi. "Izin juga sudah mati semua berarti harus mengajukan perizinan baru. Pesawat tidak punya, berarti harus mengadakan pesawat baru. Lantas apa yang didapatkan kalau ada investor keluar Rp 6,4 triliun?" ungkap Alvin.

Baca juga, Nasib Merpati akan Diputuskan Rabu Ini.

Untuk itu, Alvin menyebut rencana menerbangkan kembali Merpati memang optimistis, tapi kurang realistis. Dia khawatir dengan menghidupkan kembali Merpati akan menghilangkan tanggung jawab orang terkait yang menyebabkan maskapai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tutup.

"Saya khawatir itu (menghidupkan kembali Merpati) hanya untuk menhilangkan kewajiban pejabat-pejabat itu karena kalau Merpati tutup masiha da tanggung jawab yang harus diselesaikan," jelas Alvin.

Sebelumnya, Direktur Merpati Nusantara Airline Asep Eka Nugraha memastikan akan kembali melayani penerbangan. Hanya saja hal tersebut masih tergantung dengan proses sidang PKPU pada Arbu (14/11).

Dia menjelaskan, jika hasil sidang tersebut Merpati dinyatakan dapat terbang lagi maka akan menjadi titik awal untuk mengudara setelah vakum sejak 2013. “Kami berkeyakinan dan optimis bakal kembali terbang di tahun depan," ujar Asep, Ahad (11/11).

Dia yakin hal tersebut dapat dilakukan juga dengan persiapan lain, terutama dana operasional. Asep memastikan sudah mendapatkan komitmen dana segar dari Intra Asia Corporainvestor yang terbentuk dari Asuransi Intra Asia dan PT Cipendawa senilai Rp 6,4 triliun.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement