REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasih sayang ibu tak terhingga. Kebaikan yang telah ia curahkan kepada anak-anaknya, tak akan pernah terhitung. Cinta kasih ibu laksana mentari menyinari dunia. Terus berbagi cahaya untuk alam semesta, tanpa pamrih. Sekalipun ia dipenuhi dengan panas yang membara.
Seorang ibu mengandung anak dengan segala kelelahan dan risiko yang ada. Bersusah payah melahirkan lalu membesarkannya. Karena itu, Allah SWT memerintahkan agar manusia mengingat pengorbanan tersebut.
”Ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula).” (QS al-Ahqaaf [46]:15). Apa saja tingkatan-tingkatan bentuk penghormatan terhadap ibu?
Menurut Syekh Muhammad bin Ali Asa'awy dalam artikelnya yang berjudul Al-Ihsan ila Al-Umm, pengabdian dan bakti kepada kedua orang tua terutama ibu wajib hukumnya. Ini merujuk pada surah al-Isra ayat 23-24. Tingkat kewajiban berbuat baik ihsan kepada ibu itu bertambah kuat saat anak-anaknya dewasa.
Ia menjelaskan, bentuk ihsan kepada ibu bervariasi. Di level pertama ialah menjauhkan segala perkara buruk darinya, memberikan hal positif, berinteraksi dengan pekerti yang luhur dan etika kesopanan, peka terhadap perkara yang ia suka dan tidak, berdoa untuknya, dan segala ihsan yang dilakukan bertujuan untuk menggapai ridanya.
Berbakti dan berihsan kepada ibu adalah kunci dikabulkannya doa. Pengabdian kepada sosok ibu, juga dikategorikan sebagai sebab masuk surga. Ini seperti tertuang dalam kisah Uwais. Tabiin tersebut adalah orang yang beruntung.