REPUBLIKA.CO.ID, Kamerun menjadi tim Afrika yang paling banyak tampil di Piala Dunia. Setelah memulai debut pada 1982, Kamerun mengejutkan dunia pada Piala Dunia Italia 1990. Namun, prestasi Kamerun sempat memudar sejak mencapai perempat final Piala Dunia 1990 yang juga merupakan prestasi terbaik negeri itu selama mengikuti Piala Dunia.
Kamerun tidak berhasil mengulangi prestasi itu dalam tiga penampilannya di Piala Dunia. Mereka hanya mampu menang sekali dari sembilan pertandingan, bahkan tidak lolos kualifikasi Piala Dunia Jerman 2006.
Kamerun sudah memainkan 17 pertandingan Piala Dunia, atau negara Afrika yang paling sering tampil di putaran final Piala Dunia.
Kemenangan 1-0 mereka atas Argentina di Piala Dunia 1990 adalah kemenangan yang paling mengejutkan sepanjang sejarah Piala Dunia.
Namun pada Piala Dunia 1982 di Spanyol, Kamerun tersingkir, meski tidak mengalami satu pun kekalahan. Mereka gagal melaju ke putaran kedua, hanya karena terus bermain imbang dalam tiga pertandingannya.
Perjalanan panjang menuju Afrika Selatan adalah momentum yang diharapkan rakyat Kamerun sebagai gabungan pemain-pemain yang tepat, antara generasi Roger Milla dan Francois Omam-Biyiks.
Dihuni pemain bintang
Kamerun kini diisi pemain-pemain bintang, seperti Samuel Eto'o, Jean Makoun, Stephane Mbia, Pierre Webo, dan Alexandre Song. Eto'o adalah penyerang kelas dunia. Dia mencetak 9 gol dari 11 pertandingan kualifikasi.
Eto'o mengatakan, timnya sudah mampu membuat orang-orang percaya dan kepercayaan itu merupakan penghargaan terbesar bagi timnya untuk bermain di Piala Dunia Afrika Selatan. "Kami berbahaya sebab kami memiliki gabungan antara pengalaman, dan kami belajar bermain bersama," kata Eto'o sebagaimana dikutip fifa.com.
Webo merupakan pemain yang menjanjikan, sedangkan Makoun, Mbia, dan Song adalah gelandang berkelas namun keras. Mereka didukung pemain veteran seperti kiper Idriss Kameni dan bek Geremi Njitap serta Rigobert Song.
Adapun Paul Le Guen merupakan arsitek tim Kamerun. Pelatih berusia 45 tahun itu mengambil alih pimpinan Otto Pfister. Pfister yang berkewarganegaraan Jerman dipecat karena hasil buruk pada kualifikasi.
Pelatih Le Guen sebelumnya melatih klub besar Lyon, Rangers, dan Paris St Germain. Pria Perancis itu membawa perubahan pada tingkah laku dan profesionalitas pemain.
Dia membuat keputusan kontroversial ketika menyerahkan ban kapten kepada Pemain Terbaik Afrika, Eto'o, menggantikan langganan kapten Kamerun, Rigobert Song. Le Guen berpendapat itu demi kepentingan tim dan kedua pemain itu.
Lantaran banyak striker hebat berasal dari Afrika, kekuatan Kamerun pun terletak di lini depan. Tapi, Kamerun juga punya gelandang yang bagus. Meski tak memiliki bintang sebanyak Pantai Gading atau Mali, lini tengah Kamerun, baik dengan formasi 4-3-3 ataupun 4-4-2, sangat baik menghubungkan lini belakang ke lini depan.
Kelemahan utama Kamerun adalah usia rata-rata tim dan kemampuan bertarung di kancah tingkat tinggi. Usia para pemain Kamerun dapat dianggap sebagai saratnya pengalaman yang mereka miliki di level klub. Beberapa pemain, seperti Rigobert Song yang berusia 33 tahun, mulai melambat dan tak setangguh dulu.
Timnas Kamerun
Pelatih: Paul Le Guen.
Konfederasi: CAF
Peringkat FIFA (Des 09): 11
Rekor Penampilan: 5 (1982, 1990, 1994, 1998, 2002)