REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Persiapan timnas Prancis menghadapi Piala Eropa 2012 ditandai dengan perselisihan antara pelatih Laurent Blanc dan Federasi Sepak Bola Prancis (FFF) soal kontrak pelatih. Meskipun, permasalahan tersebut dibelakangkan terlebih dahulu untuk sementara waktu.
Les Bleus, julukan timnas Prancis, melakukan dua tahap dalam penentuan skuadnya. Ini lantaran kompetisi Ligue 1 Prancis yang mengakhiri musim paling terakhir. Persoalan penentuan skuad ini juga menjadi salah satu isu yang meretakkan hubungan Blanc dengan FFF.
Blanc ngotot melakukan dua tahap pemilihan skuadnya. Pada 9 Mei, dia memanggil pemain-pemain Prancis yang merumput di kompetisi luar negeri. Mantan pemain Manchester United ini kemudian memanggil pemain yang merumput di liga lokal pada 15 Mei.
Laga lawan Islandia di Valenciennes pada 27 Mei menjadi peluang bagi pemain Prancis di luar negeri untuk menunjukkan sinarnya. Sementara, para pemain di liga lokal diberi kesempatan pada laga uji coba lawan Serbia (1/6) dan Estonia (5/6).
Bayar Kegagalan
Blanc menyebutkan tujuan utamanya adalah membayar kegagalan timnas Prancis di Piala Dunia 2010 Afrika Selatan. Diwarnai dengan aksi boikot para pemainnya, Prancis dua tahun lalu secara memalukan tersingkir di fase grup dengan menempati posisi buncit tanpa memetik satu pun kemenangan.
Blanc secara tidak langsung ingin mengatakan dirinya minimal akan membawa Prancis lolos dari fase Grup D. Dia tidak ingin sesumbar dengan mengatakan Prancis bakal menjadi juara grup. Meski dari beberapa laga uji coba, Prancis berhasil mengalahkan Ukraina dan Inggris.
‘’Tapi, melaju ke babak perempat final merupakan target minimal yang ingin mereka capai,’’ tulis Goal.
Prancis sejak diarsiteki Blanc belum pernah menghadapi Swedia. Jadi, laga Piala Eropa 2012 lawan Swedia bakal menjadi tantangan baru bagi sang pelatih. Prancis juga akan menghadapi tuan rumah Ukraina yang pastinya mendapatkan dukungan penuh supporter setianya.
Inggris mungkin menjadi rival terberat Prancis di persaingan Grup D. Namun, Prancis beruntung karena Inggris mengalami sejumlah kendala dalam melakukan persiapan. ‘’Jadi, Prancis tidak melihat rival yang secara khusus berbahaya,’’ tulis Goal.
Egoisme Pemain
Blanc pastinya tidak meragukan kualitas individu para pemain Prancis. Itu terutama kemampuan pemain Prancis dalam memainkan sepak bola ofensif.
Tapi, permasalahan lama selalu menerpa Prancis dalam beberapa tahun terakhir. Yakni, para pemain Prancis tidak pernah bisa bekerja sama dalam sebuah tim.
‘’Mereka sering kali tidak bisa bersatu untuk kepentingan negara mereka,’’ tulis Goal.
Puncak dari permasalahan tersebut pecah ketika para pemain melakukan aksi boikot terhadap pelatih Raymond Domenech di Piala Dunia 2010. Ancaman permasalahan itu yang mesti diantisipasi oleh Blanc. Dia harus bisa membangun spirit untuk menyatukan para pemain Prancis.