Senin 19 Nov 2018 12:50 WIB

GIES 2018 Bahas Teknologi Inovatif untuk Industri Halal

Peluang dan tantangan baru dihadapi pemain industri dibahas di GIES 2018.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Dwi Murdaningsih
Halal
Foto: muslimdaily
Halal

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Industri halal terus dikembangkan di dunia. Dalam Global Islamic Economy Summit 2018 di Dubai pun mengimbau, agar berbagai teknologi inovatif dirangkul, demi memastikan pertumbuhan berkelanjutan industri halal.

Perlu diketahui, Global Islamic Economy Summit (GIES) merupakan konferensi tingkat tinggi yang didekasikan untuk semua aspek ekonomi Islam. Acara yang digelar pada 30 sampai 31 Oktober lalu tersebut dihadiri lebih dari 3.000 pengunjung termasuk Putra Mahkota Dubai dan Ketua Dewan Eksekutif Dubai Sheikh Hamdan bin Mohammed bin Rashid Al Maktoum.

Perhelatan akbar itu mengangkat tema 'Masa Depan Bersama' sekaligus membahas tren teknologi yang bisa berdampak pada sektor halal. Peluang juga tantangan baru yang dihadapi pemain industri pun dibahas.

Sasar Investor Muslim, Filipina akan Terbitkan Sukuk

Konferensi yang diselenggarakan Kamar Dagang (Dubai Chamber) dan Industri Dubai bersama Pusat Pengembangan Ekonomi Islam Dubai ini bersinergi pula dengan Thomson Reuters. Sebanyak 16 sesi diskusi disediakan dengan menghadirkan sekitar 62 pembicara yang berbagi wawasan serta perspektif berharga mereka soal dinamika yang berubah dari ekonomi Islam.

"Edisi keempat Global Islamic Economy Summit merupakan sebuah kesuksesan besar. Bahkan melebihi harapan kami karena menghasilkan partisipasi dan minat kuat," ujar Ketua Kamar Dagang Dubai dan Anggota Dewan DIEDC Majid Saif Al Ghurair, seperti dilansir Arabian Business, Ahad, (18/11).

Ia menjelaskan, GIES merupakan platform bergengsi uang menyatukan pikiran paling cemerlang. Tujuannya berbagi visi dan ide inovatif yang bisa mendorong ekonomi Islam menuju cakrawala baru.

Lebih lanjut, kata dia, Dubai merupakan pusat ekonomi Islam global. "Keberhasilan acara ini semakin memperindah visi Yang Mulia Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum, Wakil Presiden dan Perdana Menteri UAE dan Penguasa Dubai, untuk menempatkan emirat sebagai pusat perdagangan Islam, budaya dan seni," tutur Al Ghurair.

Dirinya menjelaskan, GIES 2018 berbeda dengan sebelumnya, karena menyediakan dialog terbuka dan konstruktif tentang tantangan yang dihadapi oleh pemain industri. Membahas pula peluang yang diciptakan oleh teknologi canggih, seperti blockchain, mesin-belajar, serta mata uang digital.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement