REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memberikan maaf adalah pekerjaan yang sangat mulia. Dengan memaafkan kesalahan orang lain, akan tercipta sebuah kehidupan yang mengesankan, seperti dikisah kan dalam buku Kisah Teladan Rasulullah Dan Orang Saleh . Ketika itu ada seorang pembesar kharismatik dari Kabilah Hu naifiyyah bernama Sammamah, yang berhasil di tangkap umat Islam.
Sammamah ditangkap kaum Mus limin karena telah banyak membunuh para pemeluk agama baru yang diajarkan Rasulullah SAW itu. Sebelum ditahan, Sammamah terlebih dahulu dihadapkan kepada Rasulullah untuk menentukan keputusan apa yang hendak diambil.
Setelah melihat keadaan Sammamah Rasulullah SAW tidak banyak berkomentar dan hanya berkata. Perlakukan dia dengan baik! kata Rasulullah. Setelah itu, segera para sahabat yang ada di sekelilingnya langsung membawa Sammamah ke lokasi penahanan.
Di ruang tahanan, Sammamah sangat rakus bila makan. Sammamah bisa melahap semua jatah makanan 10 orang sekaligus tanpa merasa bersalah. Perilaku tawanan baru itu disampaikan kepada Rasulullah.
Lagi-lagi Rasulullah tidak banyak memberikan komentar dan Rasulullah pergi ke bilik istrinya dan berkata, Hari ini aku kedatangan tamu yang doyan makan. Hidangkan padanya semua makanan yang telah kalian siapkan!
Setelah menerima hidangan yang disediakan istri Rasulullah itu, Sammamah menyikat habis semua makanan yang dihidangkan padanya. Sementara Rasulullah dan keluarga yang juga kelaparan menga lah tidak ikut makan. Hal ini terjadi sampai beberapa pekan, tapi Rasulullah tetap baik kepada Sammamah meski Sam mamah hanya makan, minum, dan tidur.
Selain memberikan makan, Ra sulul lah juga selalu memperhatikan perkembangan kondisi Sammamah. Setiap kali bertemu Nabi, Sammamah selalu mengatakan, "Muhammad! Aku telah membunuh orang-orangmu. Jika kamu ingin membalas dendam, bunuh saja aku, katanya dengan nada tinggi. Mendengar perkataan itu, Rasulullah tidak banyak bicara dan hanya menatap lawan bicaranya sambil sedikit tersenyum.