REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- PT Pupuk Kujang Cikampek (PKC) memboyong tujuh penghargaan mutu, dalam ajang temu karya mutu dan produktivitas nasional (TKMPN) XXII dan Internatinal Quality&Ptoductivity Convention (IQPC) 2018. Pengharagaan ini, terselenggara atas kerja sama asosiasi manajemen mutu dan produktivitas Indonesia (AMMPI) serta wahana kepedulian mutu (WKM) dengan Kementerian Perindustrian dan Perdagangan.
Superintendent Hubungan Eksternal PT Pupuk Kujang Cikampek, Indra Gunawan, mengatakan, tujuh penghargaan itu, masing-masing satu penghargaan kategori diamond. Kemudian, empat penghargaan kategori platinum. Sisanya, dua penghargaan sebagai The Most Favorite. Adapun, ajang konvensi mutu ini, diselenggarakan selama empat hari mulai 27 sampai 30 November di Batam, Kepulauan Riau.
"Penghargaan ini, diraih dari berbagai divisi kerja yang ada di PKC," ujar Indra, kepada Republika.co.id, Jumat (30/11).Menurut Indra, ajang TKMPN ini merupakan perlombaan yang mengedepankan soal mutu. Karenanya, gugus mutu yang mengikuti konvensi ini, adalah divisi yang telah berhasil menerapkan inovasi dan improvement di perusahaan. Baik itu, yang sifatnya peningkatan mutu proses maupun efisiensi anggaran.
Dengan inovasi dan improvement ini, lanjut Indra, mampu menunjang kelancaran bisnis dan operasional perusahaan. Sehingga, dapat meningkatkan daya saing serta mendongkrak produktivitas. "Dengan penghargaan ini, diharapkan kepercayaan konsumen (petani) terhadap kualitas pupuk yang diproduksi Kujang bisa meningkat lagi," ujar Indra.
Stok pupuk urea mencapai 198 persen
Sementara itu, ketersediaan pupuk urea yang diproduksi PT Pupuk Kujang Cikampek (PKC) sampai saat ini mencapai 198 persen. Atau stoknya saat ini, mencapai 137.438 ton. Stok ini, dua kali lipat dari ketentuan stok tiga pekan ke depan. Adapun stok untuk tiga pekan kedepan, sebanyak 53.002 ton
Manajer Humas PT Pupuk Kujang Cikampek, Ade Cahya Kurniawan, mengatakan, stok pupuk pada musim rendeng ini cukup melimpah. Stoknya bisa untuk mencukupi kebutuhan dua bulan kedepan. Sebab, berdasarkan ketentuan stok pupuk ini, harus tersedia minimalnya untuk memenuhi kebutuhan tiga pekan kedepan.
"Tapi, stok yang ada di kita ada 198 persen atau dua kali lipatnya dari ketentuan stok untuk tiga pekan kedepan," ujar Ade.
Apalagi, lanjut Ade, dua pabrik milik PKC terus beroperasi. Hasil produksinya mencapai 3.500 ton per harinya. Dengan begitu, ketersediaan pupuk di musim penghujan sampai akhir tahun ini cukup melimpah.
Karenanya, petani tak perlu khawatir akan ketersediaan pupuk. Sebab, pupuk ureanya sangat banyak. Tak hanya urea, lanjut Ade, ketersediaan pupuk jenis lainnya juga cukup melimpah. Seperti, NPK Phonska sebanyak 57.807 ton atau mencapai 320 persen.
Kemudian, stok pupuk organik mencapai 10.300 ton atau lima kali lipat dari ketentuan berdasarkan Pergub. Sebab, jika merujuk pada Pergub kebutuhan pupuk organik ini untuk tiga pekan kedepan mencapai 2.000 ton.
Stok pupuk yang cukup melimpah ini, lanjut Ade, disebabkan belum adanya lonjakan permintaan dari setiap daerah. Mengingat, intensitas hujan yang turun di wilayah Jabar masih belum tinggi. Kecuali daerah yang teraliri irigasi teknis, permintaan pupuknya tetap stabil.