Jumat 07 Dec 2018 16:51 WIB

Inka Perluas Pabrik untuk Penuhi Kebutuhan Pasar Domestik

Kapasitas produksi KRL yang mampu dipenuhi PT Inka dalam satu tahun hanya 200 unit

Lokomotif buatan PT Industri Kereta Api (Inka). ilustrasi
Foto: Antara
Lokomotif buatan PT Industri Kereta Api (Inka). ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- PT Industri Kereta Api (Inka) memperluas pabrik untuk memenuhi kebutuhan armada kereta api di pasar lokal. Selama ini sebagian kebutuhan armada kereta api di dalam negeri masih harus didatangkan dari luar negeri.

"Contohnya kereta rel listrik (KRL) dengan rute Jabodebek (Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi, red), kebutuhannya lebih dari 1.000 unit," kata Direktur Produksi PT Inka Bayu Waskito Sudadi di sela kegiatan BUMN Mengajar di SMAN 1 Surakarta, Jawa Tengah, Jumat (7/12).

Padahal, dikatakannya, kapasitas produksi KRL yang mampu dipenuhi PT Inka dalam satu tahun hanya 200 unit. Oleh karena itu, pihaknya berupaya meningkatkan kapasitas produksi dengan mengembangkan pabrik baru di Banyuwangi.

Ia memperkirakan pabrik baru tersebut bisa mulai beroperasi pada semester dua 2020. "Kami sudah beli tanah, sudah ada pemenang tender juga. Untuk kapasitas produksinya tiga kali lipat dibandingkan dengan pabrik yang ada di Madiun," katanya.

Ia mengatakan karena keterbatasan PT Inka dalam menyediakan KRL tersebut, PT Kereta Api Indonesia (KAI) harus mendatangkan armada kereta api dari luar negeri atau impor. "Ada yang didatangkan bekas namun layak dipakai, biaya relatif murah, waktunya relatif bisa terkontrol. Ini dilakukan untuk menutup kekurangan KRL mereka (PT KAI, red)," katanya.

Mengenai target kinerja, dikatakannya, pada 2018 PT Inka ditargetkan memperoleh omzet sebesar Rp 3,2 triliun dengan laba bersih Rp 8,7 miliar.  "Ini hampir akhir tahun dan sudah tercapai. Melihat hasil tersebut, Kementerian BUMN menargetkan hasil yang lebih besar lagi untuk tahun depan yaitu sebesar Rp 3,7 triliun," katanya.

Realisasi perolehan omzet saat ini tumbuh sebesar 21 persen jika dibandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement