Kamis 13 Dec 2018 10:43 WIB

Rupiah Menguat karena Kekhawatiran Perang Dagang Mereda

Pasar merespon positif pemangkasan tarif impor oleh Cina atas kendaraan dari AS

Petugas menghitung mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu tempat penukaran uang di Jakarta. ilustrasi
Foto: Republika/Prayogi
Petugas menghitung mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu tempat penukaran uang di Jakarta. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis (13/12) pagi ini menguat. Rupiah menguat sebesar 64 poin menjadi Rp 14.537 dibandingkan posisi sebelumnya Rp 14.601 per dolar AS.

Analis CSA Research Institute, Reza Priyambada mengatakan bahwa mata uang rupiah mampu bertahan di area penguatan terhadap dolar AS menyusul berkurangnya kekhawatiran akan perang dagang. "Pasar merespon positif pemangkasan tarif impor oleh Cina atas kendaraan dari AS," katanya di Jakarta, Kamis (13/12).

Kendati demikian, menurut dia, penurunan dolar AS itu relatif terbatas menyusul munculnya reaksi negatif atas sikap Presiden AS Donald Trump yang akan menuntut Cina atas tuduhan peretasan dan kegiatan spionase ekonomi AS. Selain itu, lanjut dia, pelaku pasar uang juga sedang mengantisipasi pertemuan the Fed pada pekan depan mengenai kebijakan suku bunganya pada tahun mendatang.

Dari dalam negeri, Reza Priyambada menilai sentimen mengenai makroekonomi Indonesia relatif kondusif dan stabil sehingga membuat laju rupiah bergerak menguat.

Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan pagi ini mata uang Asia seperti yen Jepang, dolar Hong Kong, dan dolar Singapura kompak bergerak menguat terhadap dolar AS. "Itu menjadi sentimen penguatan rupiah hari ini (13/12) dan dengan tetap dalam penjagaan Bank Indonesia," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement