REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA -- Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau sedang berupaya membatalkan kesepakatan senjata dengan Arab Saudi. Hal itu dilakukan menyusul meningkatkan kecaman terhadap Saudi akibat pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.
Trudeau mengatakan, pemerintahannya mewarisi kontrak senilai 15 miliar dolar AS yang ditandatangani mantan perdana menteri Kanada Stephen Harper. Kontrak itu perihal ekspor kendaraan lapis baja ringan ke Saudi.
Karena adanya bukti keterlibatan Saudi dalam kasus Khashoggi, Trudeau tengah mencari cara untuk membatalkan kontrak tersebut.
"Kami terlibat dengan izin ekspor untuk mencoba dan melihat apakah ada cara tidak lagi mengekspor kendaraan (lapis baja) ini ke Arab Saudi," katanya saat diwawancara CTV pada Ahad (16/12), dikutip laman Al Araby.
Sebelumnya, Trudeau telah mengatakan akan sangat sulit membatalkan kontrak tanpa membayar kompensasi yang tinggi kepada Saudi. Saat diwawancara CBC Radio pada Oktober lalu, Kanada berpotensi menggelontorkan dana sebesar 1 miliar dolar AS bila membatalkan kontrak tersebut.
Trudeau mengatakan Kanada sangat konsen terhadap pembunuhan Khashoggi. Sejak munculnya bukti keterlibatan Saudi dalam kasus itu, Kanada segera menjatuhkan sanksi terhadap 17 warga Saudi yang terlibat dalam pembunuhan.
"Pembunuhan seorang wartawan benar-benar tidak dapat diterima dan itulah sebabnya mengapa Kanada sejak awal telah menuntut jawaban dan solusi atas hal itu," ujar Trudeau.
Hubungan antara Kanada dan Saudi telah mengalami krisis dalam beberapa bulan terakhir. Pada Agustus lalu, Saudi mengusir duta besar Kanada dari negaranya dan membekukan semua hubungan perdagangan serta investasi.
Hal itu dilakukan setelah Kanada melayangkan kritik keras kepada Saudi atas penahanan beberapa aktivis hak asasi manusia di negaranya. Kanada menuntut Saudi melepaskan para aktivis tersebut.
Permintaan itu tak digubris Saudi. Riyadh menilai Kanada telah berusaha mencampuri urusan internal negaranya.