REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA —Menjelang estafet kepemimpinan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) dalam Kongres yang akan digelar di Cirebon pada tanggal 21 hingga 24 Desember esok, salah satu Calon Ketua Umum Esti Kurniati mengaku telah menyiapkan visi misi dan program yang kongkrit untuk kemajuan IPPNU ke depan.
“Kita tidak perlu menunggu tua untuk menjadi pemimpin, karena pada dasarnya kita diciptakan untuk menjadi pemimpin. Jangan menunggu tapi usahakan semampumu. Semua punya kesempatan sama, yang membedakan adalah kemauan untuk maeraihnya.” Demikian kata Esti Kurniati Calon Ketua Umum PP IPPNU periode 2018-2021, dalam siaran persnya, Kamis (20/12).
Menurut Wisudawan Terbaik Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman 2015 ini, untuk maju dalam kontestasi kepemimpinan IPPNU tidak hanya sekedar berprestasi secara pribadi, atau memiliki latar belakang keluarga yang hebat. Namun seorang Pemimpin harus mengerti dan memahami kondisi apa yang ia pimpin, sehingga akan mampu memberikan terobosan-terobosan baru untuk perbaikan organisasi.
Maka dari itu, perempuan 26 tahun ini menyiapkan 5 program unggulan, antara lain Sapa Pelajar & Santri Nusantara yaitu safari PP IPPNU ke pimpinan tingkatan di bawahnya, IPPNU Connect yaitu pengoptimalan media sosial dan sarana interaksi organisasi, Young Female Leader Incubator yaitu Pusat penggemblengan untuk menyiapkan pemimpin-pemimpin perempuan muda Indonesia, Satukan Alumni yaitu mensinergikan dan mengoptimalkan potensi dan peran alumni IPPNU yang tersebar luas dan jumlahnya banyak di semua tingkatan sebagai wajah IPPNU sebagai organisasi yang besar.
Esti menambahkan bahwa ia akan tetap akan menjalankan program tersebut meski ia tidak terpilih menjadi Ketua Umum dengan mengaspirasikan programnya kepada Ketua Umum terpilih siapapun nanti. Namun ia tetap percaya diri bahwa dengan usaha yang disokong oleh pengalaman atau track recordnya selama ber-IPPNU, kader IPPNU se-Indonesia akan melihat kesungguhannya berjuang bukan semata hanya untuk menjadi yang di depan tapi bagaimana ia mampu bersama-sama menjadi yang terdepan.
Sebagai salah satu Badan Otonom Nahdlatul Ulama, Esti mengatakan bahwa IPPNU harus berkontribusi nyata, bergerak dan bersatu bagi pelajar dan santri putri serta perempuan-perempuan Indonesia. Tujuan tersebut ditegaskan melalui misi membangun komunikasi dan jaringan dengan berbagai elemen sebagai sarana bertukar informasi untuk pemenuhan kebutuhan dan berkolaborasi secara internal dan eksternal.
Menurut perempuan kelahiran Banyumas tersebut, di era digital seperti ini komunikasi dan interaksi antar kader dan pengurus IPPNU dari Sabang sampai Merauke harus berlangsung cepat agar proses kaderisasi dan pengembangan organisasi berjalan lebih masif.