REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD – Presiden Donald Trump mengunjungi tentara AS di Irak pada Rabu (26/12) kemarin. Kunjungan dalam rangka perayaan Natal itu merupakan kunjungan pertama Trump ke zona konflik selama hampir dua tahun masa kepresidenannya.
Kedatangan tersebut mengejutkan tentara AS karena beberapa hari sebelumnya Trump sempat mengumumkan rencana penarikan pasukan dari Suriah.
Air Force One mendarat di Pangkalan Udara Al Asad di sebelah barat Baghdad setelah penerbangan semalam dari Washington.
Disiarkan Reuters, dalam kunjungannya Trump ditemani sang istri Melania Trump, sejumlah pejabat dan agen Dinas Rahasia, serta beberapa orang wartawan. Kunjungan tersebut dikabarkan berlangsung sekitar tiga jam.
Sebelumnya, Trump sempat disinggung militer AS karena tidak pernah mengunjungi pasukannya di zona konflik sejak menjabat sebagai presiden pada Januari 2017 lalu. Dalam perjalanan pulang dari Irak, Trump juga menyempatkan waktu untuk mengunjungi pasukan di Pangkalan Udara Ramstein di Jerman.
Banyak yang menilai kunjungan Trump tersebut untuk membersihkan citra atas keputusannya menarik semua pasukan dari Suriah, 14 ribu tentara dari Afghanistan. Tidak sedikit anggota parlemen dari Partai Demokrat dan Republik yang mencemooh keputusan Trump itu.
Saat singgah di Irak, Trump membela keputusannya untuk menarik 2.000 tentara dari Suriah. Menurut Trump hal itu mungkin saja apabila tentara AS berhasil melumpuhkan ISIS. Para kritikus menilai konflik masih jauh dari selesai.
Kunjungan Trump ke Irak yang dilakukan secara diam-diam ini mengikuti jejak dua presiden sebelumnya, George W. Bush dan Barack Obama. Kedua mantan presiden tersebut dulunya juga melakukan kunjungan kejutan ke markas tentara AS di Irak.