Sabtu 29 Dec 2018 16:37 WIB

Pemkot Bandung Diminta Buat SE Perbaikan Mushala tak Layak

Warga sekarang lebih selektif mengunjungi mal.

Rep: Zuli Istiqomah / Red: Agus Yulianto
Dialog peserta denga, pemateri pada kegiatan keagamaan di Masjid Agung Trans Studio Bandung, Selasa (7/6). (Republika/Edi Yusuf)
Foto: Republika/ Edi Yusuf
Dialog peserta denga, pemateri pada kegiatan keagamaan di Masjid Agung Trans Studio Bandung, Selasa (7/6). (Republika/Edi Yusuf)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Penyediaan sarana ibadah yang layak menjadi syarat pengajuan IMB bagi gedung baru di Kota Bandung. Untuk mewujudkan hal itu, Pemkot Bandung diminta segera membuat surat edaran agar bangunan lama juga mengikuti aturan yang baru.

Sebelumnya, Pemkot Bandung mengesahkan peraturan daerah (perda) baru terkait bangunan dan gedung. Perda ini merevisi aturan sebelumnya yang tercantum dalam Perda Nomor 5 Tahun 2010. Dalam aturan baru salah satunya melarang sarana ibadah dalam gedung dibangun tidak layak.

Anggota DPRD Kota Bandung Tedy Rusmawan mengatakan, perda itu bersifat revisi dan berlaku ke depan. "Sehingga, bagi mal-mal hari ini yang telah memiliki IMB dengan kondisi mushala yang tidak memadai, DPRD meminta kepada pemkot untuk membuat Surat Edaran (SE) agar memperbaiki kondisi mushala yang ada," kata Tedy kepada Republika.co.id, Sabtu (29/12).

Menurutnya, SE himbauan ini harus dibuat agar pengelola gedung yang sudah ada, bisa ikut menghadirkan mushala yang nyaman. Karena, diakuinya, memang masih banyak gedung-gedung yang belum menyediakan musala yang layak. 

"Misalnya masih ditempatkan di basemen atau bersamaan dengan tempat parkir. Ataupun musala yang sempit dengan sirkulasi udara yang tidak bagus," ujar dia.

Tedy menilai, dengan disediakannya sarana ibadah yang layak akam berdampak pada kenyamanan pengunjung. Sehingga, dampaknya akan positif dengan meningkatnya pengunjung.

"Warga sekarang lebih selektif mengunjungi mal. Mal dengan fasilitas lengkap akan cenderung dikunjungi bahkan menjadikan mal favorit seperti kawasan Trans Mall di jalan Gatot Subroto," ujarnya.

Dia pun berharap, aturan ini bisa ditegakkan di Kota Bandung. Sehingga, para pengusaha bisa lebih memperhatikan aspek kenyamanan ruang ibadah. Dengan begitu, maka Kota Bandung sebagai salah satu tujuan wisata juga bisa lebih nyaman ke depannya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement