Ahad 30 Dec 2018 13:20 WIB

Kebangkitan Tiger Woods di Usia Senja

Memasuki 2017, ia masih berada di peringkat 1.199 dunia.

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Endro Yuwanto
Tiger Woods
Foto: Reuters/Scott Miller
Tiger Woods

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Usia senja tak membuat Tiger Woods tenggelam. Di usianya yang ke-43 tahun, Woods justru kembali bersinar usai menjalani operasi punggung.

Di ulang tahunnya ke-43 Ahad lalu, Woods memenangkan Tour Championship yang merupakan gelarnya ke-80 dalam Kejuaraan PGA. Kemenangan itu juga membawanya ke peringkat 13 pegolf dunia.

Dengan penampilannya yang kuat tersebut, bukan tidak mungkin Woods akan kembali di jajaran pegolf elite dunia seperti yang diraihnya pada tahun 2000-2010, ketika menyapu bersih gelar Amerika Terbuka, Kejuaraan Terbuka, Inggris Terbuka, dan Masters.

Bagaimana Woods dapat kembali ke masa kejayaannya tersebut? Pelatih Woods pada 2004 hingga 2010, Hank Haney mengatakan, jika Woods bisa kembali menjadi pegolf nomor 1 dunia, maka itu merupakan pencapaiannya yang luar biasa.

Menurut Hank, rekor legenda golf Jack Nicklaus memang tak tertandingi dengan 18 gelar. Namun, Woods yang telah mengoleksi 14 gelar bukan tidak mungkin untuk mengejarnya.

''Saya pikir nomor satu bisa saja didapatkan. Dia (Woods) relatif punya jalan yang mudah. Jadi mudah baginya untuk naik ranking,'' ujar Hank dikutip dari ESPN, Sabtu (29/12).

Menurut Hank, kebangkitan Woods dimulai pada 2018, karena ia memulai dari posisi yang cukup jauh. Namun, ia menilai pegolf Amerika Serikat itu harus mengikuti jejak pegolf Australia Jason Day, yang menempati peringkat 1 dunia, setelah memulai dari peringkat 13 pada musim 2015-2016. Oleh karena itu, Woods harus melakoni tahun 2019 lebih baik dibanding 2018.

Woods adalah pemegang rekor peringkat satu dunia dengan 281 pekan berturut-turut dari total 683 pekan. Namun ia tak pernah lagi berada di peringkat 1 sejak Maret 2014. Kejuaraan WGC-Cadillac di Doral saat itu adalah kompetisi terakhirnya sebelum menjalani operasi pertama dari empat kali operasi punggungnya.

Sejak saat itu, Woods punya masalah pada kesehatannya dan peringkatnya mulai anjlok, hingga 32 pada akhir 2014. Setelah bermain 11 kali pada 2015, ia kembali menjalani dua kali operasi punggung saat usianya sudah 40 tahun kala itu dan berada di peringkat 416. Peringkatnya makin merosot saat Woods tak pernah ikut dalam kejuaraan resmi pada 2016 dan memasuki 2017, ia berada di peringkat 1.199.

Pada akhir Desember 2017 di Hero World Challange, merupakan titik kebangkitan Woods. Ia berada di posisi 1.000 dan di posisi 656 saat mengawali musim 2018. Saat ini, pria yang pernah menjadi atlet dengan bayaran termahal di dunia itu berada di antara 100 pegolf dunia, yang merupakan lompatan peringkat paling besar dalam dunia golf.

Woods pun kembali bersemangat untuk bangkit di usianya yang tak lagi muda. Ia mengatakan, ekspektasinya telah banyak berbeda di tahun depan. ''Sekaranga saya tahu dapat melakukannya. Sekarang itu hanya tentang mengatur dan memastikan saya bugar untuk kejuaraan karena saya tahu dapat memenangkan turnamen lagi,'' kata dia menegaskan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement