REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Nilai ekspor komoditas unggulan dari daerah dataran tinggi Aceh, yakni kopi yang dikirim melalui pelabuhan di luar provinsi itu mencatatkan rekor tertinggi di tahun ini. Angkanya mencapai 11,08 juta dolar AS di November 2018.
"Negara penerima terbesar kopi asal Aceh, yakni Jerman dan Amerika Serikat (AS) via Singapura di November dengan nilai 11,08 juta dolar AS," ucap Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh, Wahyudin di Banda Aceh, Senin (8/1).
Wahyudin menyatakan, kopi yang tergabung kelompok komoditas teh, rempah-rempah ini diekspor melewati Pelabuhan Belawan dan Bandara Kualanamu di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Yaitu, dengan total nilai 13,16 juta dolar AS.
Sebagian kecil dari ekspor yang masih dalam berbentuk biji ini senilai 6.165 dolar AS di antaranya melalui Bandara Juanda di Surabaya, Jawa Timur, dan Bandara Soekarno-Hatta di Jakarta senilai 624 dolar AS. "Dari total ekspor berbagai komoditas nonmigas asal Aceh di November 2018 tercatat 12,57 juta dolar AS, sekitar 51,15 persen lewat pelabuhan di luar Aceh," kata dia.
Wahyudin mengaku secara kumulatif di periode Januari-November 2018 total ekspor asal Aceh sebesar 228,07 juta dolar AS, dan 98,65 juta dolar AS di antaranya melewati pelabuhan di luar Aceh," katanya.
"Kopi baik jenis arabika maupun robusta diekspor lewat pelabuhan di luar Aceh, telah memberi andil sekitar 71,65 persen dari 98,65 juta dolar AS atau senilai 70,63 juta dolar AS," rinci Wahyudin.
Presiden Joko Widodo tahun lalu mengatakan, ekspor dan investasi menjadi dua hal penting atau kunci dalam memperkuat fundamental perekonomian Indonesia.
"Kalau itu bisa kita lakukan, ekspornya meningkat, sehingga defisit neraca perdagangan bisa kita selesaikan. Defisit transaksi berjalan kita bisa kita selesaikan," kata Jokowi.