REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 30 ribu ton jagung impor akan kembali masuk pada pertengahan bulan ini. Kapal tersebut diperkirakan bersandar pada 10 Januari 2019.
Direktur Pakan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan) Widyati mengatakan, setelah sandar, jagung tersebut akan masuk ke karantina selama tiga hari sebelum didistribusi. "Dari Brasil," katanya saat ditanya negara asal jagung tersebut, Selasa (8/1).
Seperti diketahui, pemerintah melalui Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) menyetujui adanya impor 100 ribu ton jagung untuk pakan. Sebanyak 73 ribu ton telah diterima di daerah Jawa Timur sebagai sentra peternak layer di Indonesia. Dari angka tersebut, 60 ribu ton diterima di Teluk Lamong dan 13 ribu ton di Cigading.
"Sedang di DO (Delivery Order) tinggal menyalurkan saja," kata dia.
Selain 100 ribu ton jagung yang akan masuk seluruhnya pada Januari, pemerintah dalam Rakortas 2 Januari 2019 memutuskan adanya tambahan impor 30 ton jagung. "Mengantisipasi karena harganya masih tinggi," ujarnya. Jagung tersebut ditargetkan masuk pada Februari.
Diakui Widyati, harga jagung berpotensi mengalami penurunan pada Januari karena adanya panen. Namun penurunan harga belum bisa dijamin Ditjen Tanaman Pangan.
"Mereka (Ditjen Tanaman Pangan) tidak mengatakan harga turun, tapi teman-teman mengatakan mulai ada panen itu minggu ketiga Januari di Jawa, beberapa pasokan dari Jawa Timur sudah ada," katanya.
Terkait impor bahan baku pakan, menurutnya sejauh ini Kementerian Pertanian tidak memproses izin impor gandum untuk pakan. Tahun lalu, ia melanjutkan, Kementan bahkan tidak mengeluarkan rekomendasi.
"Fokus kita memanfaatkan jagung lokal sebanyak mungkin sehingga 2018 tidak ada pemasukan gandum," katanya. Sementara pada 2017 ada impor sekitar 200 ton gandum untuk pakan dengan realisasi sebesar 188 ton.