Kamis 10 Jan 2019 09:00 WIB

GMF Mulai Jalankan Indonesia Service Hub

Indonesia service hub adalah kolaborasi anak usah BUMN yang bergerak di bidang aviasi

Ilustrasi penerbangan
Ilustrasi penerbangan

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia (GMF) mulai menjalankan Indonesia Service Hub. Keberadaan Indonesia Service Hub ini diharapkan bisa mengoptimalkan potensi perusahaan perawatan pesawat dalam negeri.

Direktur Utama GMF Iwan Joeniarto menjelaskan pihaknya telah memulai kerja sama dengan sejumlah perusahaan MRO, seperti PT Merpati Maintenance Facility dan PT Indopelita Aircraft Services (IAS). "Indonesia service hub adalah kolaborasi anak-anak BUMN yang bergerak di bidang aviasi atau perawatan pesawat bagaimana supaya kandungan lokal, kapabilitas dalam negeri meningkat," katanya, Rabu (9/1).

Baca Juga

Lebih lanjut, dia mengatakan, tujuan akhirnya adalah penghematan devisa. "Tujuan besarnya adalah penghematan devisa, lebih besar lagi menghasilkan devisa karena sudah mampu menciptakan harga yang kompetitif," katanya.

Peningkatan kapasitas dan kapabilitas yang dimaksud adalah masing-masing perusahaan memiliki spesifikasi tugas, sehingga tidak semua jenis pekerjaan perawatan dilakukan oleh satu perusahaan, contohnya perawatan mesin propeller dikerjakan oleh NTB, mesin turbin gas industri dikerjakan oleh IAS, MMF khusus untuk pesawat kecil.

"Kita bagi-bagi, sehingga bisa terutilisasi dnegan baik," katanya.

Dia menegaskan kerja sama operasi Indonesia Service Hub tidak akan dijadikan holding. "Tidak kita tidak akan buat holding, jadi entitas ini dibiarkan saja, kita yang ditunjuk sebagai koordinator buat kerja sama, siapa-siapa yang mengerjakan," katanya.

Dengan demikian, lanjut dia, akan menciptakan efisiensi dan secara nilai sudah bisa mencukupi kebutuhan perawatan pesawat dalam negeri sebanyak 75 persen. Dari segi sumber daya manusia (SDM), Iwan mengatakan pihaknya juga sudah mencapai 50 persen lokal.

"Indonesia ini kaya akan sumber daya orang, yang kita ambil pangsa perawatan yang 'labour intensif'-nya besar dan frekuensi tinggi, itu yang kita tingkatkan efek dominonya bisa menciptakan lapangan kerja baru," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement