Selasa 15 Jan 2019 13:42 WIB

Qunun Ingin Raih Impian di Kanada Setelah Lari dari Saudi

Qunun merupakan perempuan Saudi yang menolak dideportasi karena takut dibunuh.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Nur Aini
Rahaf Mohammed Alqunun (tengah) bersama Menlu Kanada Chrystia Freeland (kanan) saat tiba di Toronto Pearson International Airport, Sabtu (12/1).
Foto: AP
Rahaf Mohammed Alqunun (tengah) bersama Menlu Kanada Chrystia Freeland (kanan) saat tiba di Toronto Pearson International Airport, Sabtu (12/1).

REPUBLIKA.CO.ID, TORONTO -- Rahaf Mohammed al-Qunun berencana untuk melanjutkan pendidikannya dan mencari pekerjaan di Kanada. Ia juga mengungkapkan keinginannya untuk menjalani kehidupan baru secara normal di negara itu.

Menurutnya, di Kanada ia bisa melakukan hal-hal yang tidak dapat dia lakukan di rumahnya di Arab Saudi. Qunun diketahui telah melarikan diri dari keluarganya karena merasa takut akan kelangsungan hidupnya.

 

"Berada di Kanada adalah hal yang sangat baik. Ini sepadan dengan risiko yang saya ambil," kata Qunun kepada Canadian Broadcasting Corporation dua hari setelah tiba di Toronto dari Bangkok, Senin (14/1).

 

"Saya merasa saya tidak dapat mencapai impian yang saya inginkan selama saya masih tinggal di Arab Saudi," ujarnya.

 

Setelah datang ke Kanada, dia merasa dilahirkan kembali, terutama ketika ia merasakan cinta dan sambutan yang hangat. Di rumah barunya itu, dia mengaku akan mencoba hal-hal yang belum pernah ia coba.

 

"Saya akan belajar hal-hal yang tidak saya pelajari. Saya akan mengeksplorasi kehidupan. Saya akan memiliki pekerjaan dan menjalani kehidupan normal," ujar Qunun.

 

Qunun telah menarik perhatian internasional pekan lalu setelah dia mengurung diri di kamar hotel di bandara Bangkok. Ia menolak dideportasi ke Arab Saudi dan pulang ke keluarganya.

 

Qunun juga tidak mau menemui ayah dan kakak lelakinya yang tiba di Bangkok untuk mencoba membawanya kembali ke Arab Saudi. Komisi Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) kemudian memberikan status pengungsi dan Kanada setuju untuk memberikan suaka kepadanya.

 

Keputusan Kanada untuk memberikan suaka kepada Qunun diambil pada saat yang sulit. Hubungan antara Ottawa dan Riyadh tengah memanas setelah Kanada menuntut pembebasan aktivis hak asasi yang dipenjara tahun lalu di Saudi.

 

Arab Saudi membalasnya dengan membekukan perdagangan dengan Ottawa dan memaksa banyak siswa Saudi di sana untuk kembali ke kerajaan.

 

Kasus Qunun telah menarik perhatian global terkait aturan sosial Arab Saudi yang ketat, termasuk persyaratan bahwa perempuan harus memiliki izin wali laki-laki untuk melakukan perjalanan. Hal itu oleh kelompok hak asasi manusia dianggap sebagai jebakan bagi perempuan dan anak perempuan untuk menjadi tahanan keluarga.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement