REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota komunitas ojek daring kembali melakukan unjuk rasa pada hari ini, Selasa (15/1). Mereka berunjuk rasa menuntut kejelasan status kemitraan kepada aplikator di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat.
"Kita yang membangun perusahaan aplikator," kata Koordinator Aksi Damai "151", Bang Maung saat berorasi.
Maung juga menyatakan pengemudi ojek daring itu mendesak aplikator menetapkan tarif yang manusiawi dan adil, serta menerbitkan regulasi atau payung hukum. Maung menekankan agar seluruh pengemudi ojek daring mengawal dan mengawasi Kementerian Perhubungan agar menerbitkan regulasi yang tidak merugikan seluruh pihak.
Maung menegaskan sejumlah pengemudi ojek daring menjadi korban kekerasan karena terlibat bentrokan dengan ojek pangkalan. Namun Maung menyebutkan aplikator tidak mencari langkah untuk menyelesaikan bentrokan antara ojek daring dan pangkalan maupun memperjuangkan nasib pengemudi ojek daring.
"Kita percaya Bapak Presiden akan memberikan yang terbaik untuk Rakyat Indonesia," tutur Maung.
Saat berunjuk rasa, pengunjuk rasa sempat meminta pengemudi ojek daring lain yang sedang mengantarkan penumpang melintasi jalur kiri di depan parkiran IRTI Monas Jakarta Pusat. Pendemo juga menghentikan pengemudi ojek daring lainnya agar menyembunyikan atribut aplikator.