Rabu 30 Jan 2019 08:13 WIB

Tepung Kelapa Gorontalo Tembus Pasar Internasional

Nilai ekspor tepung kelapa mencapai 8.164.000 dolar Amerika.

Rep: Agus Yulianto/ Red: EH Ismail
Manajer Quality Control PT Royal Coconut Marwan Tjepuh, memegan sampel produk tepung kelapa. (Foto: Agus Yulianto/Republika)
Manajer Quality Control PT Royal Coconut Marwan Tjepuh, memegan sampel produk tepung kelapa. (Foto: Agus Yulianto/Republika)

REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Produk tepung kelapa asal Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo, mampu menembus pasar ekspor Eropa, Afrik, dan Asia. Nilai ekspor tepung kelapa mencapai 8.164.000 dolar Amerika.

Kepala Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo Dr Ir Mulyadi D Mario mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir, pihaknya terus menggalakkan pembangunan perkebunan, khususnya komiditi kelapa. Saat ini, kata dia, di Gorontalo luas lahan kepala mencapai 71.542 hektare.

"Dari jumlah luas kelapa itu, sekitar 47.822 hektare dengan jumlah 4.782.200 pohon telah menghasilan buah," kata Mulyadi, kepada wartawan, Selasa (29/1).

Produksi kelapa, kata Mulyadi, rata-rata mencapai 120 butir per pohon per tahun. Artinya, dengan jumlah luas lahan produksi yang mencapai 47.524 hektare itu, Gorontalo mempu menghasilkan produksi buah kelapa sebanyak 575.864.000 butir per tahun.

Mulyadi menuturkan, selain tanaman kelapa yang sedang produktif, terdapat juga tanaman yang sudah berusia tua, di atas 30 tahun. Luasan tanaman kelapa tua mencapai 33,131 hektare. "Sebagian tanaman tua itu telah rusak dan mati. Ini memang perlu peremajaan," ujarnya.

Di sisi lain, kata Mulyadi, permintaan pabrik kelapa saat ini, mencapai 174 juta butir per tahun. Dua pabrik yang memanfaatkan buah kelapa lokal itu untuk produknya, yakni PT Tri Jaya dan PT Royal Coconut, Desa Ombulo, Kabupaten Gorontalo.

Dikatakan Mulyadi, produk yang dihasilkan dari pabrik PT Trijaya Tangguh, Tankobu ini berupa tepung kelapa, minuman segar, dan santan cair. Sedangkan PT Royal Cocounut, produk yang dihasilkan berupa tepung kelapa.

"Produk berupa tepung kelapa yang dihasilkan kedua perusahaan itu semuanya untuk ekspor," ujar Mulyadi. Expor tepung kelapa PT Royal Coconut sebesar 4.412 ton dan PT Trijaya Tangguh sebesar 6.070, ton.

Mulyadi menambahkan, hasil olahan tepung kelapa diekspor ke sejumlah negara, seperti Taiwan, Cina, Hambert, Roterdam, Rusia, Jerman dan Afrika. "Dengan adanya ekspor tepung kelapa itu, telah memberikan kontribusi bagi peningkatan pendapatan petani lebih dari Rp 208 miliar lebih per tahun," tuturnya.

Manajer Quality Control PT Royal Coconut Marwan Tjepuh mengatakan, semua produk tepung kelapa yang dihasilan pabriknya dikhususnya untuk ekspor. "Di 2019 ini, kita juga sedang mengembangkan satu pabrik lainnya. Sehingga, kapasitas produk yang dihasilkan nanti bisa menjadi dua kali lipat," katanya menjawab Republika.

Hanya saja, kata dia, melalui pengembangan kapasitas pabrik itu, maka tak hanya tepung kelapa yang dihasilkan. Namun, produk lainnya pun akan dibuat, seperti santan cair dengan jumlah 60 ton per hari. "Sedangkan tepung kelapa ditingkatkan menjadi 3.744 ton per tahun," ujarnya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement