REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pergerakan kurs rupiah hari ini masih melemah. Mata uang Garuda tersebut pun masih bertengger di level Rp 14 ribu per dolar AS.
Dilansir Bloomberg pada Selasa (12/2) rupiah ditutup melemah 0,24 persen atau 34 poin di Rp 14.068 per dolar AS. Sebelumnya pagi tadi nilai tukar rupiah juga dibuka melemah 63 poin di Rp 14.097 per dolar AS.
Kemudian sejak pukul 11.40 WIB hingga sekitar pukul 14.00 WIB, laju rupiah tidak bergerak dari posisi Rp 14.082 per dolar AS. Selanjutnya sekitar pukul 15.00 WIB, mata uang Indonesia tersebut sempat menguat ke Rp 14.043 per dolar AS.
Sementara itu berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah hari ini berada di posisi Rp 14.088 per dolar AS. Angka tersebut lebih lemah dari posisi kemarin di Rp 13.995 per dolar AS.
Kepala Riset LPEM Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Febrio Kacaribu menjelaskan, penyebab utama pelemahan rupiah sejak kemarin karena ada koreksi yang terjadi di pasar modal global. Hal itu disebabkan oleh sentimen negatif pelaku pasar terhadap perkembangan terakhir perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Cina.
"90 hari masa jeda yang telah disepakati akan berakhir tanggal 1 Maret. Pernyataan Trump yang mengatakan tidak akan ada pertemuan antara kedua pemimpin negara sebelum tanggal 1 Maret menimbulkan sentimen negatif bagi pelaku pasar," katanya kepada Republika, Selasa (12/2).
Menurutnya, setiap ada ketidakpastian seperti itu, meski hanya sedikit akan selalu memicu perilaku flight to safety. Perilaku tersebut biasanya tercermin dengan pelaku pasar global menjual aset emerging market seperti obligasi serta saham rupiah.