Rabu 13 Feb 2019 12:19 WIB

'Pesantren Berperan Perkuat Persatuan dan Kesatuan Bangsa'

Setiap pesantren dipandang sebagai samudera ilmu.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Andi Nur Aminah
Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto saat bersilaturahim ke pesantren (ilustrasi)
Foto: Republika/Wilda Fizriyani
Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto saat bersilaturahim ke pesantren (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto, menyebutkan, pesantren ikut berperan untuk menyiapkan umat yang bersatu membangun bangsa. Hal lain yang juga merupakan peran pesantren, yakni memperkuat persatuan dan kesatuan.

"Pesantren juga berperan dalam menyiapkan umat yang bersatu membangun bangsa, memperkuat persatuan dan kesatuan, memerangi kemiskinan dan kebodohan," ujar Hadi dalam keterangan persnya, Selasa (13/2).

Hadi menambahkan, pesantren juga berperan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman untuk hidup berdampingan dengan seluruh komponen bangsa lainnya. Menurutnya pula, ulama, santri dan pondok pesantren dewasa ini memiliki peran yang sangat penting karena umat menghadapi berbagai tantangan yang semakin kompleks.

"Tanpa bimbingan yang baik dari para ulama, tanpa adanya santri yang menjadi contoh, umat Islam dapat kehilangan arah atau bahkan hanya menjadi buih di lautan," kata dia.

Hadi pun mengatakan, setiap pesantren dipandang sebagai samudera ilmu. Hal tersebut berarti, pesantren adalah tempat di mana para santri mempelajari ilmu agama dan dibimbing oleh para pengasuh pondok.

"Di pesantren kita tidak hanya menjalankan perintah untuk menuntut ilmu, tetapi juga sekaligus memperdalam pengetahuan agama dan mengamalkannya," ujarnya.

Di pesantren pulalah, jelas dia, para santri dapat memahami ajaran Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam. Panglima TNI juga mengatakan, kemajuan yang ada saat ini harus disikapi dengan baik oleh umat Islam dengan cara membangun umat yang berkualitas.

"Umat yang berkualitas adalah umat yang mengamalkan Islam secara kaffah sekaligus membina diri dengan berbagai ilmu pengetahuan dan wawasan. Umat Islam yang berpengetahuan akan menjadi umat yang sejahtera dan unggul," jelas dia.

Dalam menyikapi berbagai isu dan permasalahan, umat Islam harus dewasa. Menurut Hadi, setiap umat manusia arus melihat setiap masalah dengan kepala dingin, hati yang jernih dan jiwa yang lapang, agar tidak mudah terbakar amarah, terhasut dan bahkan diadu domba.

“Di sinilah peran penting pondok pesantren, ulama, dan para santri untuk mendorong masyarakat menjadi masyarakat yang maju dalam ke-Bhinneka Tunggal Ika-an," tuturnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement